Rabu 04 Mar 2020 13:07 WIB

Operator Umrah India Alami Kerugian Akibat Penangguhan Umrah

Begitu sekali tiket dipesan, pihak maskapai seakan tidak ingin bekerja sama.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Suasana Masjidil Haram yang dipadati jamaah umrah dari berbagai negara, Makkah, Senin (24/2) lalu. Pemerintah Arab Saudi menghentikan jamaah umrah memasuki wilayah negaranya untuk menghindari penyebaran virus covid-19.
Foto: Amr Nabil/AP
Suasana Masjidil Haram yang dipadati jamaah umrah dari berbagai negara, Makkah, Senin (24/2) lalu. Pemerintah Arab Saudi menghentikan jamaah umrah memasuki wilayah negaranya untuk menghindari penyebaran virus covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- Langkah tiba-tiba Arab Saudi menangguhkan sementara masuknya jamaah umrah pada Kamis (27/2) dinilai memengaruhi sektor umrah India. Asosiasi Penyelenggara Tur Haji Umrah India (AIHUTOA) mengatakan, ada banyak kekecewaan dan sakit hati di antara operator tur akibat kebijakan ini. Mereka harus menghadapi tekanan mental dan keuangan karena keputusan yang tiba-tiba.

"Kami tahu Pemerintah Saudi melakukan ini untuk alasan keamanan, tetapi sejauh yang saya tahu belum ada kasus virus corona [di Saudi].  Mereka bisa melakukan ini dengan terikat waktu atau menyatakan bahwa penghentian entri dilakukan dalam tujuh hari ke depan atau sekitar 15 hari atau lebih, ”kata Ketua AIHUTOA, Shoukat Ibrahim Tamboli, dikutip di Salaamgateway, Rabu (4/3).

Dia mengatakan, jika Pemerintah Saudi memberi tahu batas waktu penutupan dengan jelas, hal ini akan memberi kesempatan bagi operator tur untuk melindungi diri terhadap kerugian. Ia juga menyebut pihak biro perjalanan berusaha tidak mengeluarkan tiket. Namun, begitu sekali tiket dipesan, pihak maskapai seakan tidak ingin bekerja sama dan mendengarkan mereka.

Dalam menjalankan paket umrah, perator tur pada umumnya memesan atau memblokir tiket pesawat terlebih dahulu. Sebagian besar penerbangan murah datang dengan klausul tiket yang sudah dipesan tidak dapat dikembalikan. Artinya, uang mereka hangus sebagian atau semua jika terjadi pembatalan.

Tamboli mengatakan, masih ada kemungkinan pengembalian uang untuk makanan dan hotel. Namun, biaya visa tidak dapat dikembalikan. Sementara itu, pengembalian uang tiket pesawat umumnya bergantung pada syarat dan ketentuan maskapai. "Jadi, akan ada kerugian besar jika perjalanan harus dibatalkan," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement