REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Keberangkatan umroh dari seluruh negara di dunia tertunda sejak 27 Februari 2020 disebabkan ditutupnya kota Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Kekhawatiran muncul terkait penyelenggaraan haji, karena waktunya yang semakin dekat.
Menyoroti hal tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tangerang Selatan (Tangsel), Abdul Rojak mengungkap kekhawatiran jika penutupan dilakukan pemerintah Arab Saudi memakan waktu lama.
"Ya kalau kekhawatiran pasti ada, karena kan ibadah haji melibatkan banyak sekali negara termasuk negara Cina, ada 29 negara lebih yang ikut terlibat dalam pengiriman jamaah haji ke Arab Saudi," ujar Rojak di Ciater, Serpong, Tangsel, Selasa (10/3).
Diketahui, jika sesuai jadwal, maka haji akan diselenggarakan pada bulan Juni 2020 ini. Rojak mengatakan belum ada kepastian kapan penutupan itu akan dicabut. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Arab Saudi.
Dirinya melanjutkan, melalui Kemenag pusat telah berupaya memohon kepada pihak Arab Saudi agar tetap menyelenggarakan ibadah Haji yang dilakukan satu tahun sekali. Rojak menginformasikan kepada seluruh calon jamaah haji tetap tenang, hingga kini masih normal tidak adanya pembatalan dan penundaan.
"Untuk masalah haji tetap normal seperti biasa belum ada pembatalan, penundaan secara resmi dari kerjaan Arab Saudi. Dan Pak Menteri Agama sudah berkali-kali menyampaikan memohon, meminta kepada kerajaan Arab Saudi untuk tidak menunda atau membatalkan untuk pelaksanaan ibadah haji," ujarnya.
Rojak mengungkapkan, ada sekitar 1.387 calon jamaah haji yang sedang dalam proses persiapan. Tetapi kemungkinan dari keseluruhan tidak berangkat, karena beberapa alasan.
"Tangsel sendiri ada 1.387 calon jamaah Haji untuk tahun 2020. Tapi yang benar-benar berangkat ya kita menunggu pelunasan, karena biasanya nanti ada yang pembatalan mungkin ada yang sakit, atau yang menunda dan sebagainya," ujarnya.
Menurutnya, bagi para calon jamaah tak perlu panik dan perbanyak berdoa. Sehingga kabar baik dan kemudahan akan menyertai penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji tahun 2020.
"Jadi mohon kepada seluruh jamaah haji terutama Tangsel untuk tetap sabar, untuk tetap tenang, tidak usah panik, sambil perbanyak berdoa ya mudah-mudahan diberikan kemudahan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji tahun 2020 ini," ujarnya.
Di samping itu, Rojak mengungkapkan kepada agen biro umroh untuk tidak membatalkan keberangkatan jamaahnya yang tertunda akibat kebijakan Arab Saudi.
"Ya yang pertama kita berharap pihak travel betul-betul komitmen untuk tetap memberangkatkan bagi jamaah umrah yang sudah membayar, sudah melunasi tinggal diberangkatkan tertunda karena kebijakan Arab Saudi," ujar Rojak
Rojak juga berharap, penundaan itu tidak menghabiskan waktu yang lama. Sebab, penundaan umroh itu berdampak pada banyak hal, salah satunya ekonomi.
"Bagi masyarakat untuk bersabar dan betul-betul bersabar dan terus membangun komunikasi dengan pihak travelnya agar mereka tahu betul pada saatnya nanti tidak ada masalah," ujarnya.
Sejak kebijakan pemerintah Arab menutup penerbangan dari dan ke Arab Saudi, belum ada pengajuan keberangkatan umroh dari agen biro travel perjalanan. Pemerintah Arab benar-benar menutup seluruh penerbangan dari seluruh negara sebagai upaya pencegahan virus Corona.
"Untuk sementara memang tidak ada lagi setelah kerajaan Arab Saudi mengumumkan pembatalan atau penundaan pemberangkatan atau penundaan ibadah umrah ini,” jelasnya.
Kata Rojak, meski nantinya pemerintah Indonesia memaksa dan meminta permohonan untuk umroh, tetap tidak bisa karena sudah kebijakan pemerintah Arab Saudi.
"Ya belum ada yang masuk kembali untuk permohonan penerbitan rekomendasi umrah. Karena mereka juga akan tidak berani mengajukan karena sudah ada keputusan dari pemerintah Arab Saudi," jelasnya.
Di samping itu, salah satu calon jamaah Haji Tangsel tahun 2020 yang bertempat tinggal di Pamulang, Tangsel, Ummu (50 tahun) mengungkap kekhawatiran terkait kebijakan pemerintah Arab Saudi. Jika memang kebijakan tersebut belum juga dicabut, ia meminta kepada pemerintah untuk berusaha dengan maksimal agar calon jamaah haji tahun 2020 bisa diberangkatkan.
“Kalo memang nantinya kebijakan belum dicabut, tahun ini mungkin gada penyelenggarakan haji ya,” jelasnya.
Namun demikian, ia tidak memaksakan dirinya untuk tetap pergi melaksanakan ibadah Haji tahun ini. Menurutnya, ibadah Haji merupakan panggilan dari yang maha kuasa.
“Yasudah kalo memang engga tahun ini gapapa, jadi belum rezeki, haji itu kan panggilan jadi ya nunggu di panggil aja,” ungkapnya.