REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir memerintahkan masjid-masjid dan gereja untuk menutup pintu kepada para jamaah, Sabtu (21/3). Keputusan ini dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus corona dan telah diterapkan oleh negara-negara tetangga.
Laporan terbaru menyatakan, Mesir memiliki 285 kasus virus corona yang dikonfirmasi termasuk delapan orang meninggal dunia. Banyak orang di media sosial mengkritik pemerintah karena tidak membatalkan shalat Jumat dan ratusan orang berkumpul di dalam masjid serta gereja.
Setelah desakan yang kuat, Kementerian Wakaf Islam menutup semua masjid selama dua pekan untuk menjaga terjadinya penyebaran. Meski begitu, masjid tetap diperbolehkan menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan kegiatan, termasuk sholat.
Sebelumnya, Al-Azhar, otoritas Muslim Sunni terkemuka Mesir, mengatakan, akan menutup masjid bersejarahnya di Kairo mulai dari Sabtu. Keputusan ini mempertimbangkan keselamatan jamaah dan akan berlaku hingga epidemi virus korona berakhir. Pada 15 Maret, Dewan Cendekiawan Senior Al-Azhar mengatakan bahwa pemerintah memiliki hak untuk menutup masjid untuk melindungi orang dari penyebaran virus.
Sedangkan Gereja Ortodoks Koptik Mesir memerintahkan semua gerejanya untuk menutup pintu pada Sabtu. Anjuran ini menangguhkan selama dua pekan karena ketakutan akan penyebaran virus corona.
Dikutip dari Alarabiya, gereja itu juga melarang kunjungan ke biara-biara dan ruang-ruang bela sungkawa tertutup yang terhubung dengan gereja. Setiap paroki akan memberi hanya satu gereja untuk doa pemakaman dan khotbah akan dibatasi untuk keluarga yang meninggal.
Gereja Katolik Koptik mengikuti pendekatan yang sama dan memerintahkan para pengikutnya pada untuk berdoa di rumah sampai pemberitahuan lebih lanjut. Gereja akan membuka pintu untuk doa pemakaman saja, yang akan dibatasi untuk anggota keluarga.