REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Keputusan Raja Arab Saudi, Mohammad Salman, mengenakan status lockdown untuk Makkah disambut dengan siap oleh warga setempat. Tidak ada kepanikan di sana. Semua warga tenang serta mematuhinya.
"Warga Makkah siap menyambut keputusan lockdown itu. Tak ada masalah. Tak ada panick buying atau keresahan lain. Mereka sudah tahu dan siap," kata Muharom Ahmad, pengusaha Indonesia yang kini tengah bermukim di Makkah, Kamis (26/3).
Menurut Muharom, begitu mendengar putussan tersebut, warga Makkah tidak lantas buru-buru menyerbu tempat belanja, bank, atau lainnya. Mereka belanja bahan makanan sesuai dengan kebutuhan biasa.
"Mereka sudah tahu logikanya akan adanya keputusan itu jauh-jauh hari. Bahkan, saya pikir mereka sudah bersiap minimal sebulan lamanya. Jadi, begitu ada keputusan lockdown, mereka paham dan siap," ujarnya menambahkan.
Warga Makkah paham bahwa status ini datang setelah dilakukan pembatasan secara bertahan. Dari sebulan silam mereka sudah mendengar aneka pembatasan, misalnya kunjungan jamaah umrah, penutupan perbatasan, hingga penutupan tempat keramaian, bahkan penutupan Masjidil Haram.
"Sekarang suasana Kota Makkah sepi. Hanya beberapa orang terlihat. Patroli dari petugas kepolisian pun terus berlangsung. Warga pun sudah tahu bila mulai hari ini jam malam dimajukan, bukan lagi di pukul 07.00 malam, tapi menjadi mulai dari pukul 03.00 sore. Jam malam akan berlangsung hingga keesokan paginya, yakni pukul 06.00 pagi," ujanya.
Menjawab pertanyaan tentang situasi di Masjidil Haram, Muharom mengatakan, tak ada jamaah atau warga Makkah yang ke sana. Bagian luar atau halaman masjid itu dijaga tentara secara ketat.
"Warga Makkah akhirnya memutuskan di rumah saja. Saya, misalnya, hanya lihat suasana di Masjidil Haram terkini dari televisi," kata dia menegaskan.