REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Tak peduli di mana pun termasuk di Arab Saudi, potret tokoh pendiri bangsa sangat bermakna penting. Di negara Arab Saudi malah potret pendiri Arab Saudi, Raja Abdulaziz as-Saud, sudah menjadi bagian dari tradisi negara itu. Potret raja ini selalu tampak terpampang besar tepat di belakang tempat duduk raja yang tengah berkuasa.
Keadaan tersebut tampak selama pagelaran KTT G20 di Riyadh pada hari Kamis lalu. Potret Raja Abdulaziz dibuat sekitar tahun 1930-an. Kala itu almarhum Raja Abdulaziz tengah memulai ekspedisi untuk menyatukan negara. Salah satu foto dalam momentum itu dipilih dan terpamang sampai sekarang.
Foto itu menunjukkan Raja Abdulaziz tengah mengenakan perlengkapan kepala ala Saudi yang disebut shmaagh. Kain itu diikatkan di wajahnya, dari kepala ke dagu sebagai gaya yang diidentifikasi dengan almarhum raja tersebut.
Potret itu adalah salah satu lukisan yang diambil dari gambar yang diambil raja pendiri Arab Saudi pada tahun 1349 H. Masa tersebut hanya tiga tahun sebelum penyatuan kerajaan.
Pada saat itu, Raja Abdulaziz memegang gelar Raja Hijaz dan Najd. Sementara itu, nama "Kerajaan Arab Saudi" diberikan pada tahun 1351 H. Raja Abdulaziz kemudian dinyatakan sebagai raja Kerajaan Arab Saudi pada tahun yang sama.
Para peserta yang mengikuti proses KTT G20 pada hari Kamis dapat melihat keadaan itu, terutama ketika Raja Salman menyerukan adanya aksi global bersatu untuk memerangi pandemi virus corona.
Sejarah lainnya, ternyata foto ini diambil selama musim dingin 1349 H. Potret aslinya sekarang tergantung di dinding kediaman Raja Salman di ibu kota Saudi. Potret itu sebenarnya pada awalnya diambil dari salah satu foto yang tidak resmi dari Pemerintah Arab Saudi.