REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyebarnya wabah Covid-19 di Indonesia menyebabkan beberapa kegiatan yang membutuhkan massa dalam jumlah banyak harus dihentikan. Termasuk salah satunya adalah kegiatan manasik haji sebagai bentuk persiapan pelaksanaan haji.
Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Khoirizi menyebut, saat ini pihaknya sedang menyiapkan tiga opsi untuk pelaksanaan layanan manasik.
"Manasik memang jadwalnya baru akan berjalan dalam waktu dekat ini. Untuk buku manasik, akan tetap kita distribusikan setelah pengadaannya selesai. Tetap kita bagikan," ujar Khoirizi saat dihubungi Republika, Rabu (1/4).
Untuk pelaksanaan manasik, opsi pertama yang disiapkan adalah mengunggah materi manasik ke situs resmi milik Kementerian Agama. Opsi berikutnya, Kemenag akan mengadakan kegiatan interaktif di media elektronik, TV maupun radio.
Kegiatan interaktif ini nantinya akan disesuaikan dengan materi dan jadwal yang sudah diprogramkan untuk kegiatan manasik di setiap Kantor Urusan Agama (KUA) masing-masing kota dan kabupaten.
Opsi ketiga, Kemenag akan membuka posko layanan. Posko layanan ini fungsinya untuk melayani pertanyaan-pertanyaan dari jamaah haji terkait manasik.
"Untuk informasi melalui website, serta interaktif dengan media elektronik atau online, tentu akan kita siapkan secepatnya," lanjutnya.
Terkait Program Manasik Sepanjang Tahun yang berjalan di setiap Kanwil Kemenag, ia menyebut sebelum pandemik Covid-19 ini muncul, sudah sempat berjalan. Namun dengan adanya wabah ini, kegiatan tersebut terpaksa dihentikan sementara.
Keputusan penghentian sementara ini dilakukan sembari menunggu kepastian pelaksanaan haji 2020, baik dari Pemerintah Indonesia maupun Kerajaan Arab Saudi. Pelaksanaan ibadah haji sifatnya Governent to Goverment atau G2G, sehingga melibatkan hubungan dua negara.
Khoirizi menyebut pelaksanaan haji tidak bisa menjadi keputusan satu pihak, sementara yang lain belum mengumumkan keputusannya. Harus ada kesepakatan agar pelaksanaan haji bisa berlangsung dengan lancar dan aman.
"Maka itu, kita tunggu keputusan dua pemerintah ini apakah pelaksanaan haji 2020 bisa dilaksanakan atau tidak," ucapnya.
Meski masih menunggu pengumuman dari pihak Saudi dan Indonesia, Khoirizi meyakinkan jika persiapan operasional haji 2020 tetap dilakukan sesuai jadwal. Persiapan dilakukan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di Saudi.
Di sisi lain, Pimpinan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Ummu'l Quro Depok, Ali Fikri menyebut, pihaknya telah menghentikan pelaksanaan bimbingan manasik yang melibatkan tatap muka dengan jamaah haji.
"Sesuai anjuran dari Kementerian Agama dan Walikota Depok untuk tidak melakukan pengumpulan massa dalam julah besar, sejak selesai manasik menginap di Asrama Haji Bekasi, kami sudah menghentikan bimbingan tatap muka dengan jamaah," ujar Ali Fikri.
Ia menyebut untuk saat ini jika ada jamaah dalam kelompoknya yang ingin mendapatkan bimbingan atau pelayanan administrasi, prosesnya dilakukan dengan menggunakan media sosial.
KBIH Ummu'l Quro Depok memanfaatkan grup di media perpesanan Whatsapp sebagai sarana berkomunikasi dengan jamaahnya. Dalam grup itu akan dibagikan informasi penting dan mendesak seputar pelaksanaan haji.
Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan aplikasi panggilan video Zoom untuk konsultasi dengan jamaah yang jumlahnya terbatas. "Sementara ini belum dirutinkan (penggunaan Zoom). Insya Allah pekan depan rencananya akan dirutinkan," ujarnya.
Di tengah kondisi pandemik Covid-19 dan persiapan haji 2020, Ali Fikri berpesan kepada calon jamaah haji 2020 untuk terus meningkatkan ketaqwaan sebagai bekal perjalanan haji yang utama. Ia juga meminta jamaah untuk tetap berdoa kepada Allah SWT dan berharap agar haji tahun ini tetap dapat diselenggarakan dengan aman dan lancar.
Jamaah juga diminta untuk terus menjaga kesehatan serta rajin berolahraga. Untuk pengetahuan seputar pelaksanaan haji, ia mengimbau jamaah untuk terus belajar agar menambah ilmu, sehingga saat pelaksanaan haji nanti menjadi sempurna dan mendapatkan haji yang mabrur.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) Nunukan memutar otak agar tetap menyediakan layanan manasik bagi jamaah haji. Menggunakan fasilitas daring, pelaksanaan manasik dilakukan agar jamaah tetap mendapatkan pengetahuan.
Kepala Seksi PHU Kemenag Nunukan, Sayid Abdullah mengatakan, pihaknya mengeluarkan kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Meski tidak bisa melakukan kumpul-kumpul tatap muka langsung, pihaknya mengunakan media aplikasi Zoom sebagai perantara.
"Kami kembali bisa melaksanakan Manasik Haji Sepanjang Tahun secara online,” kata Sayid beberapa waktu lalu.
Sebagaimana jadwal manasik haji sepanjang tahun yang sudah diluncurkan sejak Januari lalu, untuk beberapa minggu terakhir kegiatan ini sempat terhenti sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Namun dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, semua bisa teratasi. Kini jamaah haji dan pemateri tidak perlu keluar rumah untuk melakukan pertemuan.
Dalam satu sesi, durasi bimbingan manasik secara daring ini berjalan selama 40 Menit, dan hanya boleh diikuti 40 orang. Apabila ada jamaah yang belum terakomodasi, maka Kemenag akan memberlakukan dua zona grup manasik.
Peserta manasik berasal dari Zona Pulau Nunukan dan Nunukan Selatan, jamaah luar daerah, serta jamaah Indonesia yang tinggal di Malayasia. Selain itu, jamaah dari Zona Pulau Sebatik dan sekitarnya juga ikut manasik dari Kemenag Nunukan.
Ia berharap pemberian materi manasik dengan menggunakan aplikasi ini dapat bermanfaat. Kepada peserta manasik, ia meminta untuk terus berusaha dan berdoa semoga wabah Covid-19 segera berlalu.