Jumat 03 Apr 2020 14:27 WIB

Kisah Berdirinya Kabah dan Penyebutan Nama Baitullah

Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail membangun Kabah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Berdirinya Kabah dan Penyebutan Nama Baitullah.
Foto: Antara/Aji Styawan
Kisah Berdirinya Kabah dan Penyebutan Nama Baitullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ka’bah merupakan pusat paling suci bagi umat Muslim. Tempat ini disebut sebagai ‘singgasana’ atau ‘rumah’ Allah di bumi yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail, saat Allah memerintahkan kedua orang saleh itu untuk membangunnya.

Dalam buku Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah dijelaskan bagaimana kisah di balik pendirian Ka’bah di masa itu. Kedatangan Nabi Ibrahim ke Makkah usai meninggalkan istrinya, Siti Hajar, bersama Ismail kecil, adalah ketika Nabi Ismail sudah dewasa.

Baca Juga

Kala itu, Nabi Ismail sudah menikah dengan gadis keluarga Jurhum dan telah memiliki beberapa anak. Dalam kedatangannya itu, Nabi Ibrahim menyampaikan kepada anaknya tentang perintah untuk mendirikan Ka’bah dari Allah SWT.

Nabi Ismail pun ikut serta membangun Baitullah di kawasan tersebut. Mereka berdua segera bekerja keras membangunnya. Nabi Ismail mengangkut batu dan Nabi Ibrahim menyusunnya sehingga menjadi sebuah bangunan yang kukuh.

Bila bangunan itu sudah setinggi Nabi Ibrahim saat berdiri, Nabi Ismail membawa sebuah batu besar sebagai tempat untuk menopang ayahnya berdiri.

Hingga kemudian selesailah pekerjaan mereka dan kemudian terciptalah Ka’bah. Alquran menyebutnya dengan kata al-bait (rumah) atau lebih tepatnya dengan redaksi baiti (rumahku) sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 125.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement