REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH — Pemerintah Arab Saudi menempatkan Ibu Kota Riyadh dan sejumlah kota besar di negara itu dalam aturan jam malam yang berlaku mulai Senin (6/4). Langkah terbaru ini dilakukan sebagai upaya lebih lanjut dari negara dalam mengatasi pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).
Termasuk di antara kota besar lainnya yang berada di bawah aturan ini adalah Tabuk, Dammam, Dhahran, Hofuf, Jeddah, Taif, Qatif, dan Alkhobar. Di bawah ketentuan yang berlaku 24 jam tersebut, semua orang tidak akan diizinkan untuk keluar atau masuk dari area kota-kota tersebut.
Hanya pekerja di sektor-sektor penting yang diizinkan untuk pergi. Sementara, warga lainnya hanya diperbolehkan meninggalkan rumah mereka untuk keperluan medis atau membeli makanan di sekitar tempat tinggal, antara pukul 6 pagi hingga 3 sore (06.00-15.00) waktu setempat.
Sebanyak 15 lembaga pemerintah juga dilaporkan tengah berkoordinasi untuk memfasilitasi pemulangan warga Arab Saudi dari luar negeri. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi Mohammed Al-Abd Al-Aly, mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dalam operasi repatriasi ini.
Sejauh ini, Arab Saudi mengkonfirmasi jumlah kasus Covid-19 di negara itu telah mencapai 2.605, dengan tambahan 203 kasus baru yang tercatat pada Ahad (5/4). Sebanyak 551 pasien diantaranya dinyatakan pulih dan 2.016 masih dirawat, sementara jumlah kematian adalah 38.
Al-Aly mengatakan bahwa informasi terbaru tentang Covid-19 di Arab Saudi, lengkap dengan rincian penyebaran geografis kasus dapat ditemukan di situs covid19.moh.gov.sa. Sementara itu, juru bicara Kementerian Pariwisata Anas Al-Sulai mengatakan sebanyak 11. 000 kamar hotel untuk mengakomodasi warga yang kembali dari luar negeri telah disiapkan.
“Kementerian Pariwisata telah menyediakan lebih dari 11.000 kamar hotel untuk mengakomodasi orang-orang Saudi yang kembali dari luar negeri, karena mereka akan diisolasi untuk memastikan keamanan mereka," ujar Al-Sulai seperti dilansir Arab News pada Selasa (7/4).
Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan Arab Saudi juga melaporkan bahwa 22.000 perangkat sanitasi lingkungan dan 15.000 pekerja akan dikerahkan untuk melakukan pembersihan di setiap wilayah secara maksimal.
Direktorat Jenderal Paspor negara itu juga meminta semua warga dan penduduk untuk mengaktifkan fitur yang memungkinkan mereka menerima pemberitahuan untuk layanan yang tersedia melalui aplikasi "Absher" untuk layanan elektronik pada ponsel pintar. Dengan demikian, pengguna dapat menerima informasi tentang status dokumen resmi dan tanggal kadaluwarsa.