REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah mengatakan, virus Covid-19 dapat menginfeksi 10 ribu sampai 200.000 orang. Jumlah kasus, menurut dia, dapat meningkat bergantung dari kepatuhan warga pada jam malam dan dalam menjaga jarak.
"Kita berdiri hari ini pada momen penting sebagai masyarakat dalam meningkatkan rasa tanggung jawab dan berkontribusi bersama dengan tekad untuk menghentikan penyebaran pandemi ini," kata Al-Rabiah, dilansir dari Arabnews, Rabu (8/4).
Ia melanjutkan, peningkatan korban terinfeksi hingga 200.000 tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh para pakar penyakit menular. Karena itu, kerajaan telah memberlakukan diam di rumah saja selama 24 jam penuh. Pasalnya, beberapa orang masih belum menganggap serius bahayanya virus Covid-19 sehingga masih banyak warga yang meninggalkan rumah dan berkumpul.
"Beberapa orang tidak menganggap serius bahayanya infeksi virus ini dan meninggalkan rumah dan berkumpul dalam kelompok. Lalu lintas pun masih 46 persen dari normal, ini terlalu tinggi," kata Al-Rabiah.
Beberapa daerah, menurut dia, memang belum memberlakukan 24 jam penuh. Yakni hanya memberlakukan jam malam antara pukul 19.00 sampai pukul 15.00 waktu setempat.
Al-Rabiah mengatakan, mencegah penyebaran virus mulai saat ini selama empat hingga 12 bulan ke depan akan memberi Kerajaan lebih banyak waktu untuk mencegah virus tersebut membanjiri sistem kesehatan. Sebagaimana yang terjadi di negara lain.
Sebanyak SR 7 miliar lebih atau 1,86 miliar dolar AS telah dialokasikan untuk Departemen Kesehatan Saudi, selain SR 8 miliar sebelumnya untuk memerangi pandemi.
Sementara itu, Kabinet Arab Saudi juga menegaskan kembali perlunya kerja sama dengan komunitas untuk mematuhi upaya pencegahan dari pandemi Covid-19 agar lebih serius. Dewan menteri mengatakan langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk mengurangi kontak hingga 90 persen.
Melalui situs resmi Departemen Kesehatan, kasus Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 2.795 orang dengan jumlah kematian sebanyak 41 orang. Jumlah ini merupakan yang tertinggi di enam negara Dewan Kerja Sama Teluk.
Sebelumnya, Raja Salman juga mengeluarkan dekrit agar fasilitas dan pelayanan kesehatan tidak dikecualikan. Sehingga siapa pun yang membutuhkan perawatan berhak mendapatkan perawatan medis tersebut, termasuk orang-orang yang telah memperpanjang masa tinggal visanya di Kerajaan.