REPUBLIKA.CO.ID, Selain Ukaz, pasar yang sangat terkenal di Semenanjung Arabia di antara Makkah dan Taif adalah Majinnah, Dhul-Majaaz, dan Mina.
Setelah 20 hari pasar di Ukaz, kemudian berpindah ke Majinnah sampai 30 Zulqaidah. Ketika mereka melihat bulan baru untuk bulan Zulhijjah, maka pasar berpindah lagi ke Dhul-Majaaz, yaitu pasar yang terletak antara Ukaz dan Makkah. Pasar tersebut diadakan pada 1-7 Zulhijjah.
Selain di Pasar Ukaz, di Pasar Majinnah, dan Dhul-Majaaz juga diadakan berbagai pertunjukan, baik syair maupun nyanyian. Para penyair dan penyanyi datang ke Ukaz, Majinnah, dan Dhul-Majaaz untuk berpartisipasi dalam lomba syair dan nyanyian tersebut.
Seperti halnya di Ukaz, Majinnah dan Dhul-Majaaz tidak hanya merupakan pasar, tetapi pengunjung mempunyai banyak hal untuk dikerjakan disamping berbelanja. Mereka masing-masing juga memperoleh tantangan untuk membuktikan siapa yang terbaik sebagai pembuat syair di Arab.
Mereka membanggakan prestasi sukunya dan mereka juga mencoba menyelesaikan perselisihan dan pertentangan antar suku.
Sejak pasar dibuka, banyak aktivitas budaya di pasar tersebut membantu memelihara dan melindungi bahasa Arab, membantu menghasilkan syair-syair yang baik dan mendorong para penyair untuk menghasilkan syair lebih banyak. Akhirnya pasar di Dhul Majaz pindah ke Mina (sekitar 5 km dari Makkah) bersamaan dengan berlangsungnya musim haji (9-11 Zulhijjah).
Baik di Arafah maupun di Mina tidak melakukan bisnis, sampai datangnya Islam, yang mengizinkan untuk berbisnis, seperti yang disebutkan dalam firman Allah: ''Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil bisnis) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang yang sesat.'' (Al Baqarah: 198). Kemudian para pedagang menuju Arafah yang berjarak kurang lebih 20 km dari Makkah, untuk menunaikan ibadah haji.
Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim as menjadikan hari Arafah sebagai bagian terpenting dari ibadah haji dan hari Arafah adalah ritus haji masa dahulu, yang merupakan napak tilas Nabi Ibrahim AS.