REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly menyatakan lebih dari 150.000 orang telah dites untuk virus corona pada Selasa (14/4). Tes tersebut dilakukan untuk menekankan warga Saudi agar hanya percaya kepada sumber resmi yakni dari Kementerian Kesehatan.
Menurut Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly, saat ini para ahli sedang melakukan tes kepada para petugas yang bekerja siang dan malam dalam menekan penyebaran Covid-19. Tes tersebut dilakukan agar mengetahui sedini mungkin dan segera mengambil langkah yang diperlukan untuk merawat mereka yang terinfeksi.
“Dengan melakukan tes (Covid-19) di laboratorium yang canggih sehingga mendapatkan hasil yang akurat. Dengan inilah Kerajaan Saudi menjadi salah satu negara yang secara aktif dan intens mengambil langkah-langkah untuk mendeteksi kasus sejak dini, dan dengan demikian memantau dan merawat mereka (yang berpeluang terinfeksi) sedini mungkin dan mencegah penyebarannya di masyarakat," kata Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly dilansir dari Arabnews, Rabu (15/4).
Ia juga menyampaikan secara terus menerus informasi yang benar untuk meluruskan segala rumor tentang virus tersebut kepada warga Saudi. Termasuk rumor bahwa virus corona hanya menyerang mereka yang sudah berusia lanjut.
"Anak-anak, mereka yang masih muda dan orang tua semuanya rentan terhadap penyakit ini, semua kelompok dengan segala umur dapat terkena virus," tegasnya.
Ia menambahkan, Kerajaan telah mencatat mereka yang terinfeksi Covid-19 ini mulai dari balita yang masih berumur dibawah satu tahun sampai orangtua rentah di atas usia 90 tahun.
Selain rumor usia, rumor bahwa virus hanya menjalar di musim dingin dan akan turun di musim panas juga ditepisnya. Pasalnya, belum ada bukti ilmiah keterkaitan virus dengan musim.
"Tidak ada bukti ilmiah yang dapat dipastikan yang membuktikan ini atau jika virus itu musiman," katanya.
"Ini merupakan virus baru dan belum mengalami musim dan iklim yang berbeda. Makanya perlu untuk mengkonfirmasi informasi ini (sebelum menyebar luas)" sambungnya.
Masih menurut Mohammed Al-Abd Al-Aly, belum ada temuan yang membuktikan bahwa hewan peliharaan dan nyamuk dapat menularkan virus corona. Tetapi hewan-hewan tersebut diketahui menyebarkan penyakit lain, terutama parasit.
Kematian terakhir adalah ekspatriat, empat orang di Madinah, tiga di Makkah dan satu di Jeddah. Sebagian besar memiliki kondisi kesehatan kronis yang mendasarinya, dan mereka berusia antara 41 dan 71 tahun.
Sebuah komite yang dipimpin oleh Menteri Urusan Kota dan Pedesaan telah dibentuk untuk menjaga kondisi perumahan pekerja asing. Ini telah bertindak untuk mengekang penyebaran virus, termasuk meluncurkan portal online untuk membangun database alternatif perumahan bagi para pekerja tersebut.
Panitia mengatakan ada hampir 1.000 properti yang dapat menampung 250.000 penduduk dengan 60.000 kamar. Ini juga mengaktifkan nomor hotline - 940 - bagi mereka yang memiliki keluhan atau ingin melaporkan pelanggaran perumahan.