REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Industri pariwisata, termasuk pariwisata halal, termasuk yang paling terpukul oleh wabah Covid-19 atau Corona. Namun, banyak pihak meyakini bahwa industri pariwisata akan bangkit setelah pandemi Covid-19 berlalu.
Sembari menanti wabah Covid-19 selesai, pelaku pariwisata kini juga mulai mempersiapkan sejumlah paket-paket perjalanan menarik sekaligus ekonomis. Meski demikian, mereka juga berharap agar pemerintah membuat berbagai kebijakan, termasuk stimulus ekonomi, agar sektor pariwisata benar-benar bangkit nantinya.
"Pemerintah harus informasikan bahwa Indonesia aman (setelah Covid-19). Jangan membuat berita yang malah merugikan dunia pariwisata," kata Dyah Ratna Hartati kepada Republika.co.id, Rabu (15/4). Pihaknya kini telah mempersiapkan sejumlah paket wisata menarik untuk menarik wisatawan nantinya.
Ketua Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF), Priyadi Abadi berharap pemerintah memberikan sejumlah paket bantuan dan stimulus ekonomi. Untuk paket bantuan, ia berharap pemerintah fokus terlebih dahulu menyelamatkan manusianya, yakni para pelaku pariwisata yang sangat terdampak sejauh ini. Di antaranya seperti pegawai biro travel, sopir biro travel, pegawai hotel, dan juga pemilik toko cendera mata.
"Coba lihat di kota-kota tujuan destinasi wisata kita seperti Bali dan Lombok. Berapa banyak mereka yang menganggur saat ini. Lebih baik dana itu untuk teman-teman pelaku pariwisata tersebut," kata Priyadi yang juga CEO Adinda Azzahra Tour.
Dana yang dimaksudkan Priyadi adalah dana stimulus pariwisata yang diproyeksikan untuk periode 1 Maret hingga akhir Mei. Stimulus pariwisata yang diberikan berupa diskon tiket pesawat 50 persen untuk penerbangan menuju 10 destinasi pilihan. Termasuk stimulus dengan tidak menarik pajak hotel dan restoran di 10 destinasi pilihan itu.
Dana stimulus tersebut, kata Priyadi, tidak terpakai saat ini. Sebab sejak awal Maret orang sudah enggan melakukan perjalanan lantaran sudah mewabahnya Covid-19.
Ia juga berharap dana itu sebagian diperuntukkan ke pelaku usaha biro perjalanan. Sebab, mereka tetap harus membayar gaji karyawan meski tak ada pemasukan. Ia menyarankan agar pemerintah memberikan bantuan berupa pemotongan bea pajak, listrik dan juga BPJS Ketenagakerjaan.
Setelah manusianya dan bisnisnya bisa diselamatkan, lanjut dia, barulah pemerintah bisa fokus membangkitkan kunjungan wisata. "Mungkin kita (pemerintah) bisa memberikan stimulus seperti waktu itu, yakni diskon tiket pesawat dan hotel," ujarnya.
Dengan langkah demikian, ia yakin kebangkitan sektor pariwisata bisa datang dalam waktu yang relatif cepat. Harapan Priyadi itu tampaknya sesuai dengan yang direncanakan pemerintah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, Rabu (8/4), mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tiga langkah strategis mengatasi dampak Covid-19. Mulai dari langkah tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi.
Di tahap tanggap darurat, Kemenparekraf memberikan dukungan kepada tenaga kesehatan untuk menyiapkan akomodasi, makanan, hingga transportasi. Pasalnya tenaga kesehatan saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus Covid-19 agar tidak meluas.
Pada tahap pemulihan, Kemenparekraf akan mengidentifikasi dampak wabah Covid-19 secara detail. Selanjutnya dukungan kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif akan diberikan dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu prakerja, hingga pelatihan SDM secara daring.
Terakhir, tahap normalisasi. Kemenparekraf akan mempromosikan kembali destinasi wisata Indonesia di dalam dan luar negeri. Lalu akan diberikan juga insentif untuk industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif. Termasuk juga mempersiapkan kembali Indonesia untuk mengikuti agenda-agenda internasional dan kalender kegiatan nasional. “Selanjutnya, kembali membenahi destinasi wisata, khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan, sumber daya manusia, serta daya tariknya,” kata Wishnutama.