REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Terjemahan nama dari Bahasa Arab ke Bahasa Inggris selalu menjadi perdebatan. Ada banyak pilihan untuk mengeja “Quran” dan “Mohammad.
Namun, di luar semua Bahasa Arab yang ada, Kerajaan Saudi memutuskan membuat terjemahan tunggal untuk nama Kota Suci Makkah. Sebagian besar otoritas barat menyebut nama kota suci itu sebagai "Mekah". Putra Mahkota saat itu, Raja Fahd bin Abdulaziz, dengan tegas menyebut bahwa terjamahan ini salah.
Pada tahun 1980-an, ia memerintahkan agar ejaan "Makkah" digunakan dalam semua korespondensi sektor pemerintah dan swasta di Kerajaan saat menulis dalam aksara Latin.
Selanjutnya, Liga Muslim Dunia, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan beberapa kantor di seluruh dunia berpendapat, penting menggunakan apa yang didefinisikan sebagai ejaan yang benar, sebagai tanda penghormatan terhadap situs suci dan populasi Muslim.