REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) tak bisa berbuat banyak jika Kerajaan Arab Saudi memutuskan pembatalan umroh pada musim Ramadhan tahun ini. Amphuri siap mengikuti segala keputusan Arab.
Sekjen Amphuri, Firman M Noor, sebenarnya berharap dapat memberangkatkan jamaah Umrah dari Indonesia pada Ramadhan 1441 H seperti tahun sebelumnya.
Hal ini merupakan bagian dari pelayanan sebagai penyelenggara ibadah umroh. Diperkirakan jamaah umroh asal Indonesia sekitar 20 ribu orang.
"Lagipula umroh Ramadhan adalah sebagian niat mului jamaah yang meyakini bahwa umroh di Ramadhan adalah senilai berhaji bersama Rasulullah SAW. Dan kita sama-sama bisa menyemarakkan Ramadhan ini dengan memperbanyak tawaf dan iktikaf di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi," kata pada Republika, Jumat (17/4).
Walau begitu, Amphuri menyadari dunia saat ini tengah menghadapi pandemi corona. Alhasil kerajaan Arab harus menutup kegiatan umroh, tawaf, dan iktikaf.
"Amphuri meyakini bahwa kebijakan ini demi sama-sama menanggulangi wabah corona agar tidak tersebar di antara jamaah dan meluas ke semua negara asal jamaah dan juga bermaksud untuk menjaga keselamatan bersama," ujar.
Amphuri tetap berharap ada keajaiban dari Allah untuk segera mengangkat wabah corona. Dengan demikian rasa aman dan nyaman hadir dalam menghidupkan Ramadhan.
"Jika demikian Muslim akan nyaman melakukan puasa dan malamnya tenang melaksanakan tarawih dan semua amalan qiyam lainnya," ucap
Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan Kementerian Haji Arab Saudi memprediksi umroh pada Ramadhan 90 persen akan ditutup.
Hingga Rabu (15/4) ini, Nizar mengatakan kondisi di hotel-hotel bintang lima di Makkah masih digunakan untuk karantina orang Arab Saudi yang baru datang dari luar negeri.
Hingga saat ini, Saudi masih menutup penyelenggaraan umroh demi menghindari meluasnya penyebaran virus corona.
Kabinet Arab Saudi mengimbau warga dan penduduk di Arab Saudi harus mematuhi langkah-langkah pencegahan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejauh ini Kerajaan Arab Saudi melaporkan sebanyak 5.369 kasus virus corona dengan 73 kematian. Rizky Surya