REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika
Kisah perjalanan (rihlah) menunaikan ibadah haji ke Makkah banyak sekali jumlahnya. Yang paling terkenal adalah rihlah yang ditulis pengelana Muslim dunia Ibnu Batutah pada tahun 1335 M.
Ibu Batutah sempat naiak berkunjung ke Makkah untuk naik haji, selanjutnya pergi ke seantero dunia, termasuk ke Aceh. Dia menuliskan buku ‘rihlah’-nya selama dua tahun, yakni antara tahun 1333-1335 dengan dibantu seorang juru tulis. Ibn Juzay al-Kalbi.
Tapi belakangan setelah Ibnu Batutah banyak penulis lain yang lain, misalnya Ibn Jubayr. Sayangnya semua ditulis dengan bahasa Arab.
Lalu apakah ada tulisan ‘Rihlah’ dalam bahasa yang lain pada masa lalu itu? Jawabnya, ternyata ada dan cukup banyak.
Keterangan foto: Tandu tempat jemaah haji dapat diangkut dari Makkah ke padang Arafah. Di depannya ada seorang lelaki dan seekor unta berbaring di lantai. Makkah, Arab Saudi, 1935.
*****
Penulis Prancis Henri Cambert-Loir yang meneliti soal sejarah naik haji orang Indonesia di masa silam, dengan buku ’Naik Haji di Masa Silam’, mengisahkan di samping rihlah berbahasa Arab, terdapat juga kisah perjalanan haji dalam bahasa bahasa lain di dunia Islam, di tambah lagu ada dua puluhan kosah haji oleh orang Eropa, baik di tulis oleh mualaf maupun orang Kristen.
Sebagian di bahas oleh dalam buku ‘Orang Kristen Naik Haji’ oleh Agustus Ralli pada tahun 2011 yang diterjemahkan dalam bahasa Arab. Kisah-kisah jenis ini pun belum pernah diterjemahkan dan mungkin saja dianggap kurang menarik karena ditulisoleh orang Eropa. Padahal, sebenanrya terdapat di antaranya yang sangat menarik karena berasal dari satu tradisi sastra di manaa kisah perjalanan sudah lama berkembang.
Buku-buku rihlah non bahasa Arab yang ditulisorang Eropa yang menarik di antaranya, buku-buku J.L Burckhdart dari Jerman yang ditulis pada 1814, buku R Burton dari Inggris yang ditulis pada 1853, E Dinet dari Prancis pada tahun 1929, dan beberapa buku lain yang sejenis dan berbobot.
Seperti rihlah karangan Ibnu Batutah, buku-buku tersebut juga mengandung deskripsi amat terperenci yang terdapat dalam buku kisah haji Indonesia di manapun. Seperti kisah jenis itu yang relatif kuno, di tulis oleh orang Italia, Ludovico de Varthema, yang pernah naik haji pada thun 1503.
Kisah Varthema sangat pendek dan umum sehingga tidak mengandung informasi penting, kecuali tentang indikasi jumlah jamaah haji tahun itu.
Keterangan Foto: Lukisan sosok syarif Makkah tempo dulu.
Varthema berjalan dari Damaskus ke Makkah dalam empat puluh hari mengikuti kafilah sebesar 35.000 unta dan 40.000 orang. Sesampai di Makkah dia melihat kafilah dari Kairo, sebesar 64.000 unta (yaitu sekira 70.00 orang). Kalau betul demikia, berati jumlah jamaah haji tahun itu lebih dari 150.000 orang.
Tentu jumlah jamaah haji tahun 1503, itu terasa sangat besar buat masa itu, mengingat jumlah jamaah haji diperkirakan antara 50.000 hingga 150.000 tiga setengah abad kemudian, misalnya pada paruh kedua abad 19 M.
Varthema juga mencatat bahwa Makkah ‘sedang terjadi perang besar antarsaudara’, karena ada empat saudara yang berjuang memperbutkan kedudukan Syarif Makkah.