REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengetahui apakah ibadah haji tahun ini akan bisa diselenggarakan atau tidak. Meski demikian MUI mengimbau pemerintah terutama jamaah haji yang masuk antrian berangkat tahun ini untuk menyiapkan diri, sambil menunggu apapun keputusan Arab Saudi.
"Untuk itu semua tentu sebaiknya, baik pemerintah maupun para jamaah tetap sama-sama bersiap," kata Sekretaris Jendral MUI KH Anwar Abbas saat dihubungi, Kamis (30/4).
Sampai saat MUI belum menerima laporan dari pihak-pihak terkait baik di dalam dan luar negeri, terkait situasi terkini di Saudi. Bagaimana kondisi Saudi dalam menangani pandemi Covid-19 sangat menentukan diselenggarakan atau tidaknya ibadah haji. "Kita belum tahu apakah ibadah haji tahun ini akan bisa diselenggarakan atau tidak," ujarnya.
Menurut KH Anwar, diselenggarakan atau tidaknya, penyelenggaraan ibadah haji tahu ini, semua itu sangat tergantung dengan situasi dan kondisi yang terkait dengan Covid-19. Menurut KH Anwar, jika situasi dan kondisinya sudah dianggap aman haji dapat diselenggarakan. "Tentu Pemerintah Saudi akan membuka dua tanah suci tersebut yaitu Makkah dan Madinah untuk menjamu para jamaah," katanya.
Akan tetapi kata KH Anwar, jika dua masjid suci itu belum aman dari virus Covid-19, tentu Pemerintah Saudi akan mempertimbangkan lagi apakah akan meniadakan sama sekali atau menyelenggarakannya dengan jumlah jamaah yang terbatas. "Agar protokol medis bisa ditegakkan," katanya.
Untuk itu ia menyaran, sebaiknya, baik pemerintah maupun para jamaah tetap sama-sama bersiap. Kalau bisa dan aman maka ibadah haji tentu akan berjalan.
KH Anwar mengajak seluruh umat Islam berdoa agar pendemi ini segera hilang dari muka bumi. Sehingga umat manusia di dunia bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa termasuk ibadah haji.
"Kita tentu saja berdoa dan berharap agar wabah covid-19 ini cepat berlalu sehingga semuanya dapat kembali berjalan seperti biasa termasuk menyangkut penyelenggaraan ibadah haji tahun ini," katanya.