Senin 01 Jun 2020 20:43 WIB
haji

Travel Umroh dan Haji Bahas Konsep New Normal

Kesthuri menentukan metode selling dan marketing yang efektif pasca pandemi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Travel Umroh dan Haji Bahas Konsep New Normal. Foto: Gerbang steril canggih untuk masuk ke Masjidil Haram.
Foto: saudigazette
Travel Umroh dan Haji Bahas Konsep New Normal. Foto: Gerbang steril canggih untuk masuk ke Masjidil Haram.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tidak menghalangi para Penyelenggara Haji dan Umroh yang tergabung di Kesatuan Tour Travel Umrah Haji Republik Indonesia (Kesthuri) untuk bersilaturahmi setelah Idul Fitri. Melalui aplikasi Zoom Meeting DPP Kesthuri open house secara virtual ini telah menghasilkan tiga poin penting untuk dijalankan anggota. 

"Alhamdulillah kami telah menggelar open house secara online pada hari Sabtu (30/5). Pandemi tak menghalangi kami bersilaturahmi untuk saling memaafkan sekaligus bertukar pikiran," kata Sekjen Kesthuri Artha Hanif saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/6).

Artha menuturkan, acara nyentrik dan kekinian ini diselenggarakan Kesekjenan DPP Kesthuri yang langsung dipandu oleh Artha Hanif sendiri. Acara yang diikuti mayoritas Pimpinan Perusahaan Penyelenggara Haji dan Umrah (PPHU) yang bernaung di bawah asosiasi Kesthuri ini secara aktif dan partisipatif menghangatkan acara open house virtual. "Sehingga Alhamdulillah agenda ini berkesan dan menghasilkan pembahasan yang berkualitas demi kemajuan bersama," ujarnya. 

Menurutnya, selain silaturahim bersama, ada beberapa poin penting disampaikan, Ketua Umum Kesthuri Asrul Azis Taba. Pada open house tersebut, Asrul menyampaikan bahwa sebelum pandemi melanda, Kesthuri sudah bersiap dengan mengusung tema 'Ride The Challenge; Konsolidasi, Sinergitas dan Kapitalisasi Potensi' pada saat pelaksanaan Munas III akhir Februari lalu.

 

"Secara tidak langsung pada saat kondisi pandemi seperti ini tema tersebut menjadi bekal solusi bersama bagi para penyelenggara untuk dapat keluar dari permasalahan dan tantangan ke depan," katanya.

Tiga poin utama yang seharusnya menjadi concern para penyelenggara saat ini pertama nemahami dan menyikapi bentuk konsep new normal, kedua menentukan metode selling dan marketing yang efektif pasca pandemi, ketiga memaknai dan menjalankan fungsi konsolidasi, sinergitas dan kapitalisasi potensi. Kata Artha seperti disampaikan Asrul melalui tiga poin itu, kesatuan di antara sesama penyelenggara umroh haji yang sudah terbangun dapat bangkit mengatasi kondisi sekarang. 

Sebelumnya, secara online Kesthuri telah melakukan kajian-kajian dan juga merencanakan webinar dengan melibatkan pakar-pakar ekonomi dan politikus sebagai nara sumber. Menurutnya, jika tahun ini haji tidak dilaksanakan, maka waktu ini baik juga digunakan untuk membedah sistem penyelenggaraan haji dan umroh secara lebih terbuka.

"Jadi seperti disampaikan ketua umum banyak hal yang masih perlu diperbaiki untuk mewujudkan penyelenggaraan haji yang lebih baik kedepan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement