Selasa 02 Jun 2020 14:49 WIB
Makkah

Tawaf Bersama Rembulan: Kisah Umrah Bareng Jokowi pada 2014

Kisah umrah bareng Jokowi di 2014

Terang bulan di atas Ka;bah
Foto:

Dan, setelah itu beberapa hari kemudian pencoblosan Pilpres 9 April 2014 dilakukan. Selanjutnya, beberapa pekan kemudian, yakni pada 22 Juli 2014, KPU menetapkan diri Jokowi sebagai pemenang. Akhirnya, sekitar satu bulan kemudian, tepatnya 21 Agustus 2014, Mahkamah Konstitusi menyatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangkan gugatan sengketa Pilpres yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.

Kini, Jokowi sebentar lagi akan resmi menjadi Presiden RI menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Tapi peristiwa ke Makkah dan Madinah untuk umrah yang begitu singkat --masing-masing hanya disinggahi beberapa jam saja -- begitu melekat pada wartawan yang ikut rombongan tersebut.

''Apakah umrah itu pencitraan?'' ketika ditanya soal ini, sang wartawan kembali menggelangkan kepala.''Saya tak tahu. Inamal 'amalu binniyat (amal itu trgantung pada niyatnya). Saya tak tahu isi hati Pak Jokowi. Wallahu 'alam!,' jawabnya enteng.

Tawaf Bersama Rembulan | ihram.co.id

Keterangan foto: Suasana tawaf di sekitar Ka'bah pada tengah malam di hari-hari biasa sebelum pandemi Corona.

Tapi bila mengaca sejarah, soal legitimasi Makkah pada 'udara' perpolitikan Indonesia sudah terjadi semenjak zamann dahulu kalla. Pada 1638 utusan Raja Banten dan juga Raja Mataram (1939) sempat ke Makkah hanya untuk meminta izin kepada 'syarif Makkah' agar rajanya berhak memakai gelar 'Sultan' seperti para penguasa di Kerajaan Turki.

Di zaman Indonesia merdeka, yakni pada akhir Orde Baru, Presiden Suharto juga terkesan memakai 'legitimasi Ka'bah' dengan naik haji ketika  ingin mendekat umat Islam. Sepulang haji Suharto mendapat tambahan kata Muhammad di depan namanya. Hal sama juga ditengarai dipakai  Presiden Sukarno saat berhaji ke Makkah untuk melengkapi sebutan dirinya sebagai 'pemimpin negara Islam.'  Sama dengan Suharto, Sukarno pun mendapat tambahan kata  'Ahmad' di depan namanya.

Namun untuk Jokowi, meski sudah sempat berhaji, kunjungannya ke Makkah menjelang pencoblosan Pilpres 2014 itu tak membuatnya melakukan perubahan nama. Mungkin ini karena hanya merupakan kepergian umrah saja. Sedangkan, soal nama --dan juga niatan umrah tersebut-- memang hanya Jokowi dan Allah SWT yang tahu.

''Berbaik sangka sajalah kepada niat ibadah seseorang!'' begitu pesan Imam Al Ghazli ketika ada orang bertanya mengenai niat ibadah yang dilakukannya.

-----------

* Tulisan dan artikel lain selengkapnya ada pada buku 'Tawaf Bersama Rembulan' karya Muhammad Subarkah yang diterbitkan Penerbit Republika pada 2020. Buku sebelumnya yang terbit adalah 'Lelaki  Buta Melihat Ka'bah' yang diterbitkan Penerbit Republika pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement