REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keamanan dan kesehatan jamaah menjadi alasan utama di balik batalnya keberangkatan calon jamaah haji tahun ini. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Selasa (2/6) sore. Kebijakan pemerintah ini pun mendapat dukungan dari para pemuka lintas agama.
"Sesuai ketentuan Islam, keamanan adalah salah satu syarat utama pelaksanaan ibadah haji. Demi kemaslahatan bersama ada baiknya Pemerintah Indonesia mempertimbangkan dengan saksama untuk tidak menyelenggarakan ibadah haji 1441 H," ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengulangi pernyataan Presiden Jokowi.
Selain soal haji, perbincangan antara presiden dan para tokoh agama juga membahas kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Presiden, dikutip dari siaran pers resmi istana, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menyasar hampir semua negara, tak memandang kapasitas ekonominya.
Presiden juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini bukan lagi hanya menjadi masalah kesehatan, melainkan juga telah berdampak ke sektor lain. "Masalahnya bukan di sisi kesehatan saja, tapi juga sudah masuk ke bidang lain seperti ekonomi dan sosial," ujar Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga meminta masukan dari para tokoh lintas agama terkait kesiapan penerapan prosedur kenormalan baru, terutama di tempat-tempat ibadah. Menteri Sekretaris Negara Pratikno tampak mendampingi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam pertemuan tersebut.
Adapun tokoh lintas agama yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmi Faishal Zaini, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi, dan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom.
Kemudian, Ketua Umum Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Arief Harsono, dan Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Xs Budi Santoso Tanuwibowo juga turut hadir.