Rabu 03 Jun 2020 20:29 WIB

Calon Jamaah Haji 2020: Mungkin Ini yang Terbaik dari Allah

Sejumlah calon jamaah haji 2020 telah menunggu lebih dari lima tahun.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Hafil
Calon Jamaah Haji 2020: Mungkin Ini yang Terbaik dari Allah. Foto: Suasana tawaf di Makkah pada musim haji.
Foto: anadolu agency
Calon Jamaah Haji 2020: Mungkin Ini yang Terbaik dari Allah. Foto: Suasana tawaf di Makkah pada musim haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah calon jamaah haji (calhaj) 2020 merespons secara beragam keputusan pemerintah yang membatalkan pemberangkatan jamaah tahun ini karena pandemi Covid-19. Ada yang ikhlas, ada pula yang kecewa.

Salah satunya, Lyanti (59 tahun), calhaj dari Kota Padang, Sumatera Barat. Ia mengaku ikhlas menerima keputusan tersebut.

Baca Juga

"Saya menerima ikhlas saja karena mungkin ini sudah takdir Alllah. Mungkin yang terbaik oleh Allah untuk umatnya, hambanya," kata Lyanti ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Rabu (3/6).

Lyanti, yang hendak berangkat haji tahun ini bersama suaminya, mengaku tak terlalu terkejut dengan pembatalan ini. Sebab, ia sudah mendengar sejak jauh-jauh hari adanya isu pembatalan karena pandemi Covid-19.

Ia juga ikhlas menunda keberangkatan hajinya ke tahun 2021. Walhasil, ia genap menunggu 10 tahun untuk berangkat sejak mendaftar 2011 silam.

Untuk itu, ia tak akan menarik dana haji yang sudah disetor ke penyelenggara. Ia yakin dananya bakal tetap aman. "Uang kita dijamin, kan. Ada badan khusus yang mengelola," kata Lyanti.

Fatma Mulya (54), calhaj dari Jakarta Timur, juga menerima keputusan pembatalan tersebut kendati sudah sepenuhnya mempersiapkannya diri untuk berangkat tahun ini. Ia memahami bahwa pembatalan ini karena bahaya penularan virus Covid-19.

"Kalaupun berangkat, kita belum tentu juga bisa sehat di sana," katanya. Sehingga, lanjut dia, bisa jadi ibadah yang dijalani menjadi tak sempurna.

Fatma yang sudah menanti 8 tahun untuk berangkat haji, mengaku ikhlas menunda keberangkatan ke 2021 sesuai dengan yang dijanjikan pemerintah. Ia pun mengaku tak akan menarik dana biaya haji yang sudah disetorkan.

Lain halnya dengan Didi Suryadi (58). Calhaj dari Kota Bekasi ini mengaku kecewa dengan keputusan pembatalan tersebut.

"Saya sedih, sangat sedih malah. Saya kan nunggu bukan 1 atau 2 tahun. Sudah 8 tahun," kata Didi.

Ia mengaku tak habis pikir dengan keputusan pembatalan itu. Padahal, dirinya sudah mempersiapkan segala hal untuk bisa ke Tanah Suci tahun ini. "Bahkan seminggu yang lalu sudah (disuntik) vaksin. Sudah medical check up juga," ucapnya.

Meski masih berharap ada perubahan kebijakan, Didi mengaku menerima jika keberangkatannya ditunda ke 2021 sesuai yang dinyatakan pemerintah. Ia pun mengaku tak akan menarik dana biaya haji yang sudah disetorkan.

"Namanya uang, lebih manis dari pada madu. Saya takut nanti kepakai," kata Didi.

Kementerian Agama (Kemenag), pada Selasa (2/6), memutuskan haji tahun 1441Hijriyah/2020 Masehi tidak jadi diselenggarakan. Alasannya adalah demi menjaga keselamatan jamaah dari penularan virus Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia maupun Arab Saudi.

Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, calhaj yang telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) tahun ini akan dipindahkan jadi calhaj 2021. Dana yang sudah disetorkan akan dikelola secara terpisah oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement