REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan menurunkan penyuluh agama untuk mensosialisasikan keputusan pembatalan keberangkatan haji 2020 kepada jamaah calon haji (JCH) di wilayah terpencil dan terluar.
Humas Kanwil Kemenag Sulsel Wandy Sirajuddin mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi setelah Menteri Agama RI mengumumkan pembatalan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini karena pandemi Covid-19. "Jadi kami akan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh JCH, termasuk yang tinggal di daerah terpencil yang tidak memiliki akses informasi dengan menurunkan penyuluh agama disetiap desa dan kelurahan," katanya, Rabu (10/6).
Ia menjelaskan bahwa sosialisasi penting dilakukan agar para calon jamaah haji tidak bingung dan bisa berlapang dada dengan keputusan pemerintah tersebut. Apalagi kebijakan pahit itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 khususnya bagi jamaah haji.
"Insya Allah sosialisasi akan kita lakukan secara menyeluruh. Semenjak pengumuman penundaan pada 2 Juni 2020, semua unit kerja di Kemenag sampai level paling bawah terus bekerja melakukan sosialisasi agar JCH bisa memahami," ujarnya.
Sementara untuk daerah yang mudah terjangkau akses informasi, kata dia, pihaknya tetap melibatkan seksi penyelenggara hajidan umrah, pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) dan penyuluh untuk sosialisasi di tingkat kecamatan.
"Jadi seluruh stakeholder terus melakukan sosialisasi membwrikan pemahaman. Bahkan juga para petugas membuat grup-grup WhatsApp untuk saling berbagi informasi kepada JCH di daerah masing-masing," ujarnya.
Kantor Wilayah Kemenag Sulsel sendiri mencatat ada 7.272 calon jemaah haji asal Sulsel yang batal berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini.