Rabu 17 Jun 2020 07:12 WIB

Renungan di Masjid Nabawi: Aku Salah Sangka Kepada Allah

La tahzan dan salah sangka kepada Tuhan

Masjid Nabawi dbuka denan aturan yang ketat untuk cegah pandemi corona.
Foto: saudigazette
Masjid Nabawi dbuka denan aturan yang ketat untuk cegah pandemi corona.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohammad As'adi, Jurnalis Senior Republika

Sekali lagi saya renungkan kalimat La Tahzan "innallah ma’ana",  ayat 40 di surat Attaubah, yang sempat membuat dada saya bergetar dan mata berurai saat saya baca di Masjidil Haram beberapa tahun lalu. Surat ini sempat saya baca dua kali di Nabawi dan Masjidil Haram. Dan kalimat itu, sebelum subuh tadi kembali membuat saya tak mampu melanjutkan membaca ayat-ayat berikutnya.

Saya bersimpuh ‘’ ya Raab aku …aku telah salah sangka..salah sangka sehingga membuat aku terpuruk, membuat aku jauh dari hakekat keberadaanku di bumi ini, sisi kemanusiaanku yang buruk menjebakku dalam ketakberdayaan. Aku begitu kesepian karena lupa Engkau selalu berada di dekat urat nadiku ……aku kalah…’’

Saya kembali merenungkan, kenapa rasa senang dan susah silih berganti , ada pertemuan dan perpisahan. Saya acapkali merasa sedang berjalan di sebuah gurun pasir tanpa batas, tak ada air dan tak ada naungan. Saya acapkali merasa tengah berjalan di jalan-jalan berkelok, banyak persimpangan dan acapkali seperti berada di lorong-lorong yang demikian gelap.

Saya acapkali berburuk sangka kepada Raab-ku, saya acapkali melakukan pembangkangan atas ketentuan yang berlaku, saya acapkali lupa ada satu hari, ada satu tempat di mana kita saatnya bersenang-senang di kehidupan yang sebenarnya.

Lagi-lagi kalimat La Tahzan……membuat saya terbata-bata. –Saya salah sangka-

“Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis” (QS. An-Najm: 43).

“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku” (QS. Yusuf: 86).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement