REPUBLIKA.CO.ID,ROMA -- Sekitar 1.500 Muslim Italia terpaksa membatalkan rencana mereka berangkat haji tahun ini. Padahal sebagian besar sudah memesan tiket penerbangan dan hotel sejak tahun lalu.
Namun mereka pun harus membatalkan rencana menunaikan ibadah haji setelah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan pelaksanaan haji dengan jumlah jamaah yang sangat terbatas atau sekitar seribuan jamaah haji pada pelaksanaan haji tahun ini. Kebijakan itu dikeluarkan mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
"Hampir 3 ribu orang dari Italia pergi ke Arab Saudi untuk haji dan umrah tahun lalu. Ini dipersiapkan setahun sebelumnya, sebelum pembatasan diberlakukan karena Covid-19, kami sudah menyiapkan untuk 1.500 jamaah, sekarang kami harus menghubungi mereka dan mengatur pengembalian uang dan tiket pesawat, dan hotel," kata Salah Ibrahim pemilik Tour Magazine sebuah agen perjalanan yang berbasis di Roma yang sudah melayani perjalanan ziarah bagi Muslim Italia selama 40 tahun seperti dilansir Arab News pada Kamis (25/6).
"Ini akan menjadi kekecewaan dan kehilangan yang luar biasa bagi jamaah kita. Beberapa mereka telah ada yang menunggu beberapa tahun untuk perjalanan ini. Saya sudah bicara dengan beberapa orang, awalnya mereka kesal dan kecewa tetapi pada akhirnya mereka mengerti," kata Ibrahim.
Ibrahim mengakui, pengumuman otoritas Arab Saudi yang memutuskan membatasi jumlah jamaah haji tahun ini untuk seribu orang merupakan sebuah berita yang sudah ditunggu-tunggu.
"Kami sudah melihat tanda-tanda pada April saat kami diminta untuk tidak membuat komitmen pada jamaah. Tapi kami sudah reservasi untuk tahun ini yang sudah dipesan tahun lalu. Bagi banyak orang haji itu impian seumur hidup," katanya.
Pembatasan jumlah jamaah menjadi seribu jamaah yang melaksanakan haji tahun ini membuat Muslim Italia yang berencana berangkat haji pun kecewa. Seperti Mohammed Ashash (39 tahun) seorang dokter dari Pakistan yang telah tinggal dan bekerja di Italia hampir 20 tahun. Ia kecewa karena tak bisa pergi haji tahun ini.
"Saya kecewa dan tentu sangat menyesal tapi apa yang bisa kami lakukan? Berhaji sudah jadi mimpi saya bertahun-tahun. Saya sudah memesan perjalanan dan kembali pada Oktober. Saya menyesal itu tak akan berhasil tahun ini. Tapi sebagai dokter saya setuju dengan keputusan otoritas Arab Saudi. Keselamatan dan kesehatan yang terpenting. Risiko penularan harus diatasi. Kami sudah melihat betapa mematikannya virus ini. Saya percaya membatasi akses peziarah tahun ini adalah pilihan yang bijaksana. Sejujurnya tak ada lagi yang bisa dilakukan," kata Ashash.
Kendari begitu, Ashash tak putus asa. Ia berharap bisa menjalankan umrah dan haji setelah pandemi Covid-19 berakhir. "Kehidupan manusia itu suci dan harus dijaga. Dengan bantuan Allah, ketika pandemi ini berakhir dan kita bisa kembali melanjutkan kehidupan sehari-hari, semoga saja bisa menjalankan umrah dan haji," tambah Ashas.