REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Kerajaan Arab Saudi belum lama ini memutuskan untuk melakukan haji dengan jumlah terbatas. Pusat Islam Toyama di Jepang menyebut keputusan ini tepat dan memberikan dukungan penuh.
Pusat Islam Toyama menyebut keputusan tersebut merupakan contoh yang harus diambil dalam menjaga kesehatan para peziarah di tengah pandemi Covid-19.
"Mengambil keputusan yang tegas dan sensitif seperti itu di waktu yang tepat, menunjukkan jika Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinannya yang bijaksana," ucap Direktur Pusat Islam Toyama, Dr. Eng. Mazen Salim, dikutip di Saudi Press Agency, Kamis (25/6).
Ia juga menyebut, berdasarkan keputusan yang diambil, menunjukkan keseriusan Kerajaan Saudi untuk terus melayani umat Muslim. Dirinya memuji upaya yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sebelumnya, diberitakan Pemerintah Saudi melarang kedatangan jamaah dari luar negeri untuk melakukan ibadah haji 2020 guna mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas. Haji tahun ini hanya diizinkan bagi segelintir kecil warga Internasional yang tinggal di sana, maupun masyarakat Saudi yang melakukan ziarah.
Bersamaan dengan pengumuman itu, keputusan pembatasan jamaah ini akan menjadi tahun pertama di zaman modern, dimana umat Islam dari seluruh dunia tidak diizinkan untuk melakukan ziarah tahunan ke Makkah.
"Keputusan ini diambil untuk memastikan haji dilakukan dengan cara yang aman dari perspektif kesehatan masyarakat, sambil mengamati semua tindakan pencegahan dan protokol jarak sosial yang diperlukan untuk melindungi manusia dari risiko yang terkait dengan pandemi ini dan sesuai dengan ajaran Islam melestarikan kehidupan manusia," tulis Kementerian Haji Saudi dalam keterangan yang dibagikan, Senin (22/6).
Jumlah kasus virus corona di Arab Saudi diketahui telah melebihi angka 160.000, dengan lebih dari 1.300 kematian. Terjadi peningkatan infeksi baru selama dua minggu terakhir.
Biasanya, sekitar 2,5 juta jamaah haji mengunjungi situs-situs Islam paling suci di Makkah dan Madinah selama perjalanan haji yang dilakukan satu minggu. Data resmi menunjukkan Arab Saudi menghasilkan sekitar 12 miliar dolar AS setahun dari ibadah haji dan umroh.
Kerajaan Saudi juga telah menghentikan penerbangan internasional pada bulan Maret. Pada bulan yang sama, kerajaan meminta Muslim untuk menunda rencana haji sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kedatangan internasional untuk ziarah umrah juga telah ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sumber: https://www.spa.gov.sa/viewfullstory.php?lang=en&newsid=2102023