Jumat 03 Jul 2020 22:47 WIB

Protokol Covid-19 Baru Pacu Aktivitas Komersial Arab Saudi

Arab Saudi terapkan protokol covid-19 terbaru.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Protokol Covid-19 Baru Pacu Aktivitas Komersial Arab Saudi. Foto: Seorang pria memakai masker saat akan membeli es krim di Saudi Arabia, Ahad (28/6). Kasus COVID-19 di dunia mencatatkan angka tertinggi dalam 24 jam terakhir pada Ahad (28/6),  dengan jumlah lebih dari 10 juta kasus positif dan 500.000 kematian.(AP Photo/Amr Nabil)
Foto: AP/Amr Nabil
Protokol Covid-19 Baru Pacu Aktivitas Komersial Arab Saudi. Foto: Seorang pria memakai masker saat akan membeli es krim di Saudi Arabia, Ahad (28/6). Kasus COVID-19 di dunia mencatatkan angka tertinggi dalam 24 jam terakhir pada Ahad (28/6), dengan jumlah lebih dari 10 juta kasus positif dan 500.000 kematian.(AP Photo/Amr Nabil)

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi telah mengeluarkan daftar peraturan kehati-hatian Covid-19. Daftar tersebut dikeluarkan menyambut kembali beroperasinya perusahaan- perusahaan komersial untuk melanjutkan layanan mereka.

Dilansir Arab News, Jumat (3/7), daftar panjang tersebut mencakup berbagai bisnis dan entitas seperti sekolah mengemudi, akademi pendidikan, penjahit, ruang pernikahan, pusat penitipan anak, spa, masjid, penerbangan, transportasi umum, kafe dan restoran.

Baca Juga

Misalnya dibukanya kembali aula pernikahan, aturan tersebut mensyaratkan jumlah tamu yang datang tidak lebih dari 50 orang. Selain itu, para tamu undangan juga harus menggunakan masker selama menghadiri perayaan. Serta makanan yang disajikan harus menggunakan peralatan sekali pakai, termasuk gelas sekali pakai, dan perayaan tidak melebihi batas lima jam.

Dareen Abdullah (28 tahun), dari Jeddah, menganggap tindakan pencegahan sebagai suatu keharusan di masa pandemi. Ia yang mengaku berasal dari keluarga besar yang mana dalam satu tahun akan ada pertemuan.

"Aku pada akhirnya akan pergi ke pertemuan tanpa keraguan, tapi aku tidak yakin apakah akan terus (gelar pertemuan) dalam skala besar dibandingkan sebelum pandemi," kata Abdullah dilansir Arab News pada Jumat (3/7).

Selain itu, pemerintah Saudi memutuskan membuka penguncian dan new normal menurutnya, pemerintah mempercayakan masyarakat mematuhi aturan pencegahan. Serta setiap orang memiliki tanggungjawab.

"Sekarang tugas kita untuk melakukannya dengan hati-hati, dan tidak menyia-nyiakan upaya pekerja medis yang mempertaruhkan hidup mereka setiap hari," ungkapnya.

Kemudian beberapa bisnis tetap harus mengikuti protokol kesehatan dengan memastikan jarak aman 1,5 meter. Mereka juga memasang stiker jarak aman untuk dipatuhi, menyediakan sabun pembersih tangan untuk tamu dan karyawan, serta membersihkan ruangan dengan cairan disinfektan minimal dua kali sehari.

Pemeriksaan suhu kepada tamu dan karyawan juga terus dilakukan. Mereka yang memiliki suhu di atas 38 derajat celcius dilarang masuk area gedung atau perusahaan.

Kementerian juga menyarankan untuk setiap perusahaan menyediakan ruang khusus menampung orang yang diduga terinfeksi covid -19. Kemudian menyediakan metode pembayaran elektronik, dan berlakukan pembatasan jumlah individu di ruang tertutup seperti kamar mandi umum dan ruang tunggu.

Ruang kantor dan lembaga akademik telah diinstruksikan untuk menonaktifkan sistem pencatatan jam kerja, mengurangi penggunaan dokumen dan beralih ke arah dokumentasi elektronik untuk menghindari penyebaran virus. Badan pengawas atau keamanan juga harus berjaga untuk mencegah terjadinya pertemuan sosial di sekitar bilik, area parkir dan ruang tunggu.

Anak-anak di bawah usia tujuh tahun tidak diizinkan masuk ke gimnasium, salon kecantikan, toko tukang cukur dan bengkel penjahit. Penjahit juga telah diinstruksikan untuk menghindari kontak fisik dengan pelanggan saat melakukan pengukuran.

Salon kecantikan dan tukang cukur diharapkan mengganti peralatan pada setiap pelanggan, dan mendisinfeksi area tempat duduk sebelum digunakan klien lain.

Spa telah menerima protokol ketat karena sifat layanan mereka. Seorang tukang pijat atau seseorang yang sedang mandi Maroko di tempat-tempat ini perlu menggunakan alat sekali pakai seperti handuk, loofah, dan sabun.

Mereka harus memastikan bahwa produk yang digunakan, seperti lotion dan minyak, berada dalam wadah sekali pakai. Serta harus diganti dengan yang baru untuk pelanggan selanjutnya.

Mereka juga perlu dilengkapi dengan peralatan pelindung, mengenakan masker, sarung tangan, pelindung wajah atau kacamata, serta seragam profesional mereka.

Pelanggan juga harus diperiksa satu per satu, dan pekerja spa perlu menempatkan orang di tempat yang berbeda dari yang sebelumnya ditempati. Juga lebih baik untuk mengeluarkan ruang sauna dan pemandian setelah setiap pelanggan untuk memberikan ventilasi.

"Sejujurnya, dengan semua peraturan ini, saya tidak berpikir banyak salon akan menawarkan layanan untuk saat ini, pelanggan juga tidak akan merasa aman untuk mereka," ujar penggemar pijat, Hana Al-Saiari (26)  dari Jeddah.

Restoran dan kafe juga diharuskan menggunakan menu elektronik dan memiliki peralatan sekali pakai. Seperti yang diceritakan seorang mahasiswa Jana Baleegh (19), saat mengunjungi restoran Le Concheur.

Petugas kata dia, akan mengukur suhu badan, kemudian di meja terdapat menu kode-QR yang dapat dipundai.

 

“Tabel dipisahkan satu meter. Tempat ini menawarkan menu kode-QR yang dapat dipindai dari tanda menu plastik di atas meja. Mereka juga menawari kami pilihan, jika kami lebih suka minum dalam cangkir kertas atau mug biasa untuk kopi kami,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa pengalaman itu membantunya merasa lebih aman kembali ke restoran dengan cara karyawan memperlakukan pelanggannya.

“Saya lebih cenderung tidak mengunjungi restoran jika mereka menyajikan makanan di piring biasa. Saya tidak tahu apakah orang yang makan sebelum saya bebas virus, dan apakah sudah dibersihkan dengan benar," ucapnya.

Kementerian Kesehatan telah mengintruksikan bahwa setiap perusahaan harus mengikuti protokol kesehatan. Serta harus segera menghubungi pihak berwenang apabila terdapat kasus covid-19 dan memastikam infeksi tidak menyebar melalui pemeriksaan dan isolasi karyawan, dan tempat kerja individu yang terinfeksi harus didesinfeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement