Kamis 09 Jul 2020 08:10 WIB

Produksi Emas Arab Saudi Naik 143 Persen

Nilai mineral di Kerajaan Saudi mencapai 1,3 triliun dolar AS.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Produksi Emas Arab Saudi Naik 143 Persen (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Produksi Emas Arab Saudi Naik 143 Persen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Arab Saudi telah meningkatkan produksi emasnya sebesar 143 persen atau 7,3 ton. Peningkatan ini terjadi sejak diluncurkannya Visi Kerajaan 2030 pada tahun 2016.

Pada 2019, produksi emas mencapai 12.350 kg, dibandingkan dengan tahun 2015 yang saat itu produksinya hanya sekitar 5,090 kg.

Dilansir di Saudi Gazette, kenaikan ini dikaitkan dengan fokus visi 2030, yakni pengembangan sektor pertambangan dan meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi. Pangeran Mahkota Muhammad Bin Salman menganggap sektor ini sebagai "minyak lain yang tidak dimanfaatkan".

Menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral, produksi emas Arab Saudi mengalami kenaikan lima persen tahun lalu. Koran bisnis harian Al-Eqtisadiah menyebut, nilai ini setara dengan sekitar 588 kg, dengan produksi 11.770 kg pada 2018.

 

Produksi emas Arab Saudi meningkat sebesar 176 persen atau setara dengan 7.880 kg, dalam 10 tahun. Produksi pada tahun 2009 diperkirakan sekitar 4.860 kg.

Data yang sama menunjukkan terjadinya ledakan produksi mineral di Arab Saudi. Kondisi ini bersamaan dengan tujuan Visi 2030 untuk mengembangkan sektor ini secara signifikan.

Produksi perak Saudi menorehkan kenaikan lima persen (266 kg) dengan total 5.590 kg pada 2019, dibandingkan dengan 5.320 kg pada 2018. Sejak diluncurkannya visi 2030, produksi perak telah meningkat 24 persen (1.090 kg) dari 4.500 kg pada tahun 2015.

Produksi tembaga juga menunjukkan peningkatan sebanyak lima persen (3.020 ton) menjadi 63.300 ton pada tahun 2019, dibandingkan dengan hasil tahun 2018, 60.340 ton. Visi 2030 mendorong produksi sebanyak 37persen setara 17.100 ton dibanding tahun 2015, yakni 46.250 ton.

Tahun lalu, produksi seng naik lima persen atau 900 ton, mencapai angka 18.900 ton. Sementara pada tahun 2018, produksi mencapai angka 18.000

Dalam sebuah wawancara dengan televisi, Pangeran Mahkota mengatakan, nilai mineral di Kerajaan Saudi adalah 1,3 triliun dolar AS. Dimana 240 miliar dolar AS adalah nilai emas saja.

Dia menekankan, sulit bagi investor asing atau lokal untuk mengambil risiko di sektor baru seperti sektor pertambangan. "Karena itu, kami menemukan bahwa peranan penting harus datang dari Dana Investasi Publik," ujarnya dilansir di Saudi Gazette, Kamis (9/7).

Bagian dari uang tunai yang tersedia dari menyediakan saham di Aramco, disebut akan memberikan kesempatan untuk berinvestasi di sektor baru ini, yang hanya tiga persen telah dieksploitasi sampai saat ini.

Selama wawancara tersebut, Pangeran Mahkota juga menyatakan ketidakpuasannya dengan kinerja sektor ini. Kekecewaan ini terlepas dari kekayaan luar biasa, bahwa kerajaan menyimpan mineral dan cadangan besar uranium, yang merupakan 6 persen dari total cadangan dunia.

Kekayaan ini adalah bentuk lain minyak yang belum dimanfaatkan, selain kekayaan emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya. Hanya 3 atau 5 persen yang dieksploitasi.

Buruknya, hasil produksi ini digunakan secara tidak benar, sementara mineral seharusnya menjadi pilar ketiga industri Saudi, selain minyak, gas dan petrokimia. Fokus produksi harus ditingkatkan agar bisa berkontribusi untuk mencapai kemakmuran yang lebih di Saudi.

"Tujuannya sesuai dengan strategi pengembangan Kerajaan, yaitu untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memberikan pekerjaan dan mencapai perkembangan komprehensif," ujar Pangeran Mahkota.

Sumber: https://saudigazette.com.sa/article/595268/SAUDI-ARABIA/Saudi-gold-production-jumped-143-by-73-tons-since-2016

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement