REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Semasa hidupnya, Nabi Ibrahim kerap kali menyerahkan berbagai hal kepada Allah SWT. Salah satunya mengenai iman dan doa agar anak serta keturunannya diberikan keteguhan hati dan keselamatan.
Dalam surat Ibrahim ayat 40, dituliskan bahwa Nabi Ibrahim memanjatkan doanya pada Allah SWT agar anak-anaknya menjadi pribadi yang taat.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
(Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du'ā`). Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS Ibrahim: 40).
Mengutip buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karangan Syamsuddin Noor, ada beberapa hikmah dan pelajaran dari doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim itu.
Menurutnya, dalam doa tersebut Allah mengajarkan sifat tawadhu (rendah hati) dan berbaik sangka kepada Allah SWT. Tak hanya itu, dalam doa itu, didapatkan juga pengharapan yang tulus kepada Allah SWT.
Bahkan, dalam doa itu, tercermin kekuatan jiwa orang yang mengucapkannya. Sehingga, hati yang membaca bisa merasakan kedekatan dengan sang pencipta.
Sebab, doa yang diucapkan oleh seorang nabi dan rasul Allah itu, bisa dikatakan memiliki tingkat keyakinan paripurna. Yang artinya, lengkap dan sempurna. Hal itu dikarenakan iman seorang nabi dan rasul selalu bertambah setiap saat dan tidak berkurang layaknya manusia biasa.
Selain doa untuk keturunannya, yang ditujukan kepada Ismail AS dan Ishak AS, Nabi Ibrahim juga memiliki doa yang ditujukan pada kedua orang tuanya.
Masih di buku yang sama, menurut para ahli tafsir, doa itu dimungkinkan ditujukan kepada Adam dan Hawa. Pasalnya, rahmat dan ampunan Allah SWT tidak akan diberikan pada orang kafir, meskipun ia adalah orang tua sendiri.
Serupa dengan ayat sebelumnya, di QS.Ibrahim 41 juga dicantumkan doa Nabi Ibrahim yang ditujukan pada orang tuanya.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
(Rabbanagfir lī wa liwālidayya wa lil-mu`minīna yauma yaqụmul-ḥisāb). Artinya: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".