REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Baitullah merupakan rumah ibadah pertama manusia yang dibangun kembali oleh Allah melalui tangan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Baitullah dibangun keduanya di Bakkah (Makkah) setelah pertamuan dari perpisahannya dalam waktu lama pascaperistiwa istimewa penyembelihan Ismail.
Baitullah merupakan rumah ibadah pertama ditegaskan dalam surah Ali Imran ayat 96 yang artinya:
"Sesungguhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."
Haji Bey Arifin dalam bukunya "Rangkaian Cerita Alquran Kisah Nyata Peneguh Iman." menyampaikan ajakan membangun kabah (meninggikan fondasi kabah) ketika awal pertemuannya kembali. Ketika keduanya sedang merasakan puncak kebahagian atas pertemuan itu, Nabi Ibrahim membisikkan kepada Nabi Ismail akan wahyu Allah yang diterimanya.
"Hai anakku Allah memerintahkan kepadaku untuk mendirikan sebuah rumah di tempat yang tinggi itu." katanya.
Ajakan meninggikan fondasi kabah ditegaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 127 di dalam surah ini juga Nabi Ibrahim berdoa agar apa yang telah dikerjakannya diterima Allah SWT. Perintah meninggikan kabah menjadi peristiwa istimewa yang diterima Ibrahim.
"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, "Ya Tuhan kami terimalah amal dari kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar Maha Mengetahui."
Haji Bey mengatakan doa Nabi Ibrahim itu diucapkan dengan berdiri di suatu tempat di dekat Ka'bah yang sedang dibangun. Tempat berdoa itulah yang dinamakan makam Ibrahim sebagai tempat istimewa untuk berdoa. Saat tawaf mengelilingi Ka'bah jika ada waktu diperintahkan melakukan sholat sunah dua rakaat dan berdoa.
"Sehingga, tempat itu menjadi rebutan terus-menerus, tak pernah sepi atau kosong dari dahulu hingga sekarang dan Insya Allah sampai hari kiamat nanti," katanya.
Haji Bey mengatakan, ucapan Nabi Ibrahim seperti diabadikan dalam surat Al-Baqarah 127 itu mengandung dua hal penting. Pertama, persembahan kepada Allah. Kedua berisi permohonan atau doa.
Permohonan atau doa ialah agar Allah menjadikan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan anak-anak keturunan mereka sebagai manusia yang beragama Islam yang artinya, menjadi orang-orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah agar Allah menetapkan agama dengan segala peraturan dan tata caranya.
Baitullah itu hampir selesai. Namun ternyata masih diperlukan sebuah satu buah batu lagi. Akhirnya, Nabi Ismail mendapatkan sebuah batu yang luar biasa indahnya memiliki berwarna hitam dan mengkilat.
Karena saking gembiranya, kata Haji Bey Nabi Ibrahim dan Ismail mencium batu hitam itu sambil berjalan menuju rumah tersebut, lalu memasangkan batu hitam itu di tempatnya yang sekarang ini dinamakan Hajar Aswad (batu hitam). Atas dasar inilah para jamaah haji dan umroh disunahkan pula mencium batu itu meski dengan cara berdesak-desakan atau rebut rebutan kondisi seperti ini terus terjadi tanpa putus siang dan malam.
Haji Bey mengatakan, mencium Hajar Aswad itu memberikan perasaan kepada kita seakan-akan kita mencium Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang pertama-tama mencium batu itu. Selain itu juga menimbulkan perasaan seakan-akan kita mencium Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan semua kaum Muslimin yang pernah datang dan menciumnya dari dahulu sampai sekarang dan seterusnya. "Ciuman itu yang menunjukkan kecintaan," katanya.
Kecintaan inilah yang menarik banyak orang Islam di seluruh dunia untuk berhaji dan bertawaf mengelilingi Ka'bah, Baitullahi Haram (rumah Allah) Baitul Atiiq (rumah tua), dan Baitul Ma'mur (rumah yang selalu ramai). Rumah dikunjungi manusia dari zaman ke zaman sebagaimana Baitul Ma'mur yang ada di langit selalu ramai dikunjungi para malaikat.
Setelah rumah itu selesai Nabi Ibrahim kembali berdoa seperti yang diabadikan dalam surah Ibrahim ayat 35. "Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa, "ya Tuhanku jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak-anak cucuku agar tidak menyembah berhala."
Atas doa ini kata Haji Bey Allah mengajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bagaimana mengerjakan ibadah atau cara menyembah hanya kepada Allah bukan berhala. Ibadah-ibadah yang diajarkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu pulalah yang diajarkan semua nabi dan rasul yang datang kemudian hingga Nabi Muhammad SAW.
"Ibadah yang diajarkan itu sholat, puasa zakat dan haji karena semua nabi dan rasul itu hanya meneruskan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail," katanya.
Ajaran tentang sholat setelah Nabi Ibrahmi meminta dalam doanya seperti diabadikan dalam surah Ibrahim ayat 40 "Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami perkenalkanlah doaku."
Sementara pengajaran Allah bagaimana cara mengerjakan haji setelah Nabi Ibrahim berdoa seperti diabadikan dalam surah Al-Baqarah ayat 128 yang artinya.
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada Mu, dan anak cucu kami juga umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami. Dan terimalah tobat kami sungguh kau Engkaulah yang Maha Penerima Taubat maha penyayang."
Setelah semuanya selesai yakni (membangun Ka'bah serta berdoa) Nabi Ibrahim kembali berdoa agar Allah melahirkan seorang rasul di tanah Makkah. Doa Nabi Ibrahim kembali dikabulkan setelah beberapa abad Allah melahirkan seorang rasul yaitu Nabi Muhammad SAW.
Doa Nabi Ibrahim agar Allah menghadirkan seorang nabi kelahiran Makkah yang diabadikan dalam surah Al-Baqarah ayat 129 yang artinya. "Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu. Dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah yang maha perkasa Maha bijaksana."
Beberapa peristiwa istimewa yang dilalui Nabi Ibrahim dan Ismail mulai dari penyembelihan, membangun kabah, dan dapat pengajaran dari Allah tentang haji itu, merupakan terkabulkannya doa Nabi Ibrahim, setelah Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Hajar dan anaknya Ismail ketika masih bayi di lembah yang tak berpenghuni.
Doa Nabi Ibrahim ini diabadikan dalam surah Ibrahim ayat 37 yang artinya. "Ya Tuhan kami sesungguhnya aku menempatkan anak turunanku di lembah yang tidak mempunyai tumbuhan-tumbuhan (Makkah) di sekitar rumah engkau (Ka'bah) yang dihormati, Ya Tuhan yang demikian itu agar mereka melaksanakan sholat maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan dan mudah-mudahan mereka bersyukur."