Kamis 16 Jul 2020 00:20 WIB

Potensi Bisnis Indonesia-Arab Saudi Meningkat

Untuk pengembangan bisnis tersebut, BPJPH dorong penggunaan poroduk lokal.

Rep: Zahrotul Octaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Sri Ilham Lubis
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Kepala Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, Sri Ilham Lubis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi bisnis Indonesia dengan Arab Saudi sejak dua tahun ini disebut mengalami peningkatan. Berdasarkan data statistik perdagangan KJRI Jeddah, total volume dagang Indonesia dan Arab Saudi periode Januari hingga Juni 2018 naik 23,4 persen.

Volume dagang di periode ini mencapai 2.697 miliar dolar AS. Periode yang sama pada tahun 2017 mencapai 2.177 miliar dolar AS.

Baca Juga

Total perdagangan migas periode Januari-Juli 2018 sekitar 1.517 milliar dollar AS naik 41,19 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 dengan nilai 1.074 milliar dollar AS.

Total perdagangan nonmigas sampai dengan Juni 2018 mengalami kenaikan mencapai sebesar 6,07 persen dari 1.103 dollar AS pada Juni 2017 menjadi 1.170 miliar dollar AS pada periode yang sama di tahun 2018.

Data ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kerjasama dan Standardisasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis. Presiden Joko Widodo disebut mendorong masyarakat mendukung produk buatan bangsa melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

“Menindaklanjuti arahan Presiden untuk menggunakan produk dalam negeri, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) saat itu mengimbau para penyedia katering menggunakan produk makanan dan minuman dari Indonesia. Namun yang masuk ke Arab saudi masih terbatas,” kata Sri Ilham dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Rabu (15/7).

Dengan kebijakan tersebut, para pengusaha mengekspor bahan makanan untuk jamaah haji dan umrah ke Arab Saudi. Usaha ini dilakukan mengingat jumlah jamaah haji Indonesia terbesar di antara negara lainnya.

Selain makanan, Indonesia dalam dua tahun terakhir ini juga sudah mengekspor bahan minuman. Beberapa di antaranya seperti teh, kopi, mie instan, serta bambu masak.

Untuk bambu masak, dalam rangka meningkatkan cita rasa nusantara dalam katering haji, Sri Ilham menyebut pengusaha berusaha mengirim bumbu rendang. "Jadi, pengusaha kateringnya tinggal mencampurkan bumbunya saja. Bumbu juga digunakan untuk bahan makanan sesuai zonasi," lanjutnya.

Melihat usaha ini, Kementerian Perdagangan lantas melirik potensi terbesar dalam mengekspor bahan makanan ke Arab Saudi ini. Akhirnya, kementerian menyarankan penggunaan bahan makanan yang berasal dari dalam negeri tidak hanya saat jamaah berada di Arab Saudi saja, tetapi bisa dimulai pada saat keberangkatan.

Saat di embarkasi, jamaah disebut mendapatkan jatah tiga kali makan dan dua kali snack. Makanan yang diberikan merupakan produk halal, dan jangan sampai menggunakan produk-produk dari luar negari.

Sri Ilham juga menyebut, saat di asrama haji nanti, perlu diberikan imbauan agar jamaah menggunakan makan dan minuman yang bersertifikat halal.

Untuk pakaian, saat ini jamaah haji Indonesia sudah mempunyai seragam identitas, yakni seragam batik haji. Kain batik haji ini diberikan kepada jamaah melalui Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji. Selain kain batik, jamaah juga diberikan kain ihram serta mukena.

“Dulu yang membuat batik adalah UMKM, karena tujuannya untuk menghidupkan usaha mikro kecil dan menengah. Pengrajin batik yang diminta untuk membuat batik haji, tinggal nantinya dimasukkan label halal di dalamnya,” ujarnya.

Ia juga meminta pengusaha Indonesia agar berusaha mengeskpor produk-produk buatannya ke Arab Saudi. Hal ini mengingat jumlah jamaah haji Indonesia adalah pangsa pasar terbesar yang bisa dilirik.

Produk-produk yang membanjiri di Arab Saudi selama ini disebut berasal dari China. Sementara, yang membeli dan menggunakan produk tersebut adalah jamaah haji Indonesia. "Peluang ini perlu kita lirik. Bagaimana produk-produk Indonesia bisa juga digunakan oleh jamaah haji Indonesia,” ujar Sri Ilham.

Perihal kebutuhan obat-obatan, Kementerian Kesehatan disebut sudah bekerjasama dengan BPJPH untuk menyuplai obat-obatan bagi jamaah haji ke Arab Saudi. Dalam hal transportasi, perlu juga disiapkan fasilitas yang baik agar jamaah bisa melakukan ibadah dengan lebih nyaman. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement