Jumat 17 Jul 2020 19:39 WIB

Baznas-LAZ Perlu Upaya Pemerataan Daging Qurban

Penyaluran daging qurban perlu pemerataan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Baznas-LAZ Perlu Upaya Pemerataan Daging Qurban. Foto: Ilustrasi distribusi daging kurban
Foto: Republika/mgrol101
Baznas-LAZ Perlu Upaya Pemerataan Daging Qurban. Foto: Ilustrasi distribusi daging kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus dapat berupaya untuk mendorong pemerataan distribusi daging qurban pada hari raya Idul Adha. Hal ini dilakukan untuk menjangkau wilayah lain yang potensi ekonomi qurbannya masih rendah.

"Menurut saya tugas Baznas dan LAZ yang harus bisa mendorong adanya pemerataan pendistribusian hewan qurban di Indonesia," kata Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik pada Jumat (17/7).

Baca Juga

Irfan mengatakan, Lembaga zakat harus bisa menyasar wilayah-wilayah yang bahkan belum tersentuh sama sekali oleh kurban. Perlu dilakukan proses pendistribusain dengan lebih baik, sehingga ketimpangan antar wilayah ini dapat direduksi dengan baik.

Pada 2020 Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia mencapai Rp 20,5 Triliun yang berasal dari 2,3 juta orang pekurban. Dari 5,6 juta keluarga Muslim sejahtera ini, IDEAS memperkirakan 40 persen di antaranya melakukan ibadah kurban dengan asumsi satu keluarga berqurban satu hewan qurban.

Dari perkiraan potensi kurban Indonesia ini, sayangnya masih belum terdistribusi secara tidak merata. Hal ini yang mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah yang akut di Indonesia. Kesenjangan yang lebar terutama terjadi antara daerah perkotaan Jawa dengan wilayah lainnya.

Irfan memgungkapkan, ketidakmerataan itu merupakan refleksi kondisi ekonomi yang terjadi pada saat ini.  Tidak meratanya potensi kurban disebabkan karena tiga hal, yaitu adanya perbedaan pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat antar daerah.

"Ketika tiga besar PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) ada di Jakarta, Jatim dan Jabar, maka tiga provinsi ini memiliki potensi calon pekurban paling besar," ucap Irfan.

Kemudian yang kedua, tingkat kemiskinan yang berbeda-beda antar wilayah. Semakin tinggi angka dan prosentase kemiskinan, maka akan semakin kecil pula potensi kurbannya.

Lalu ketidakmerataan juga karena tingkat relijiusitas dan kesadaran yang berbeda-beda antar wilayah. Irfan mengatakan, untuk menciptakan pemerataan, maka menurut ini yang menjadi tugas BAZNAS dan LAZ.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement