REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis haji dan umroh belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan hingga saat ini. Direktur Patuna Tour and Travel, Syam Resfiadi menyampaikan hingga saat ini bisnis travel umroh dan haji masih tutup atau kosong.
"Tutup semuanya, ada pendaftaran dengan perjanjian, bisa bertemu di kantor, tapi tidak banyak," katanya pada Republika, beberapa waktu lalu.
Sejumlah jamaah yang sudah mendaftar beberapa waktu sebelum wabah pun banyak yang membatalkan perjalanannya. Menurut Syam, di Patuna sendiri ada sekitar 700 jamaah umroh yang seharusnya berangkat selama Maret-Mei dan bulan Syawal.
Pendaftaran jamaah haji khusus pun mengalami penurunan. Syam mengatakan dalam sebulan kini hanya ada sekitar 2-5 calon jamaah haji yang mendaftar. Paket yang ditawarkan mulai Rp 126 juta.
Peneliti INDEF, Rusli Abdulah sempat menyampaikan ekonomi haji terdampak cukup fatal karena wabah. Setidaknya ada tiga sektor terdampak, yaitu penerbangan, perdagangan, dan industri makanan dan minuman.
Menurutnya, ekonomi Indonesia tergerus hingga 0,27 persen atau Rp 43 triliun akibat pembatalan haji dan umrah 2020. Dampak pembatalan keberangkatan haji dan umroh 2020 pada ekonomi dihitung dari opportunity loss akibat ketiadaan aktivitas haji dan umroh.