REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara menggunakan strategi qurban ramah lingkungan bernama EcoKurban untuk menangani limbah saat pemotongan hewan qurban pada Idul Adha, 31 Juli 2020.
Kasudin LH Kota Administrasi Jakarta Utara Achmad Hariyadi mengatakan pengolahan limbah hewan qurban menggunakan peralatan biodigester menjadi biogas dan pupuk organik cair.q"Tabung biodigester dengan kapasitas 250 kilogram sudah ditempatkan di lahan pengembangan RPTRA Rasela, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja," ujar Achmad, Senin (20/7).
Biodigester adalah suatu sistem yang mempercepat pembusukan bahan organik. Dia menjelaskan alat itu akan mengolah limbah dengan waktu fermentasi sekitar dua hingga tiga pekan sampai mengeluarkan gas pertama yang menjadi alternatif bahan bakar.
Setelah fermentasi pertama, gas akan diproduksi secara terus menerus tanpa harus menunggu lagi selama sampah organik sebanyak 250 kg dimasukkan setiap hari. Pembuatan biogas dan pupuk organik cair adalah untuk menyelesaikan permasalahan sampah organik dan penanganan limbah hewan qurban di wilayah Jakarta Utara.
"Biasanya saat penyembelihan hewan qurban limbahnya seperti kotoran dan jeroannya yang tidak terpakai langsung dibuang. Dengan biodigester kita akan tangani limbahnya dan memanfaatkannya menjadi produk lain yang ramah lingkungan atau yang dikenal dengan ecokurban," jelas Achmad.
Dia mengajak masyarakat dan unsur lainnya untuk ikut menyumbangkan limbah hewan qurban yang nantinya terkumpul saat penyembelihan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah. "Jangan langsung dibuang tapi berikan pada kami sebagai bahan biodigester. Nanti akan kami olah," harap Achmad.