REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Makkah kini bersiap untuk menyambut jamaah haji 2020. Mereka adalah umat Muslim yang telah melewati standar kesehatan yang ditetapkan oleh otoritas terkait.
"Menurut protokol kesehatan yang disetujui untuk Haji, jamaah yang memenuhi persyaratan dan ketentuan kesehatan untuk haji tahun ini telah memulai prosedur isolasi rumah selama tujuh hari," kata Kementerian Haji dan Umrah di akun Twitter mereka, dilansir di Salaam Gateway, Kamis (23/7).
Sejak 22 Juni, Arab Saudi telah mengumumkan hanya mengizinkan pelaksanaan haji dengan jumlah jamaah yang terbatas. Hal ini berkaitan dengan menyebarnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Jamaah yang diizinkan merupakan warga negara asing yang tinggal di Kerajaan Saudi, maupun warga Saudi itu sendiri. Pembagian kuota yang disetujui merupakan 70 persen untuk ekspatriat, sementara sisanya untuk warga Saudi yang sebagian besar berasal dari sektor medis dan militer.
Asisten Komandan Pasukan Keamanan Haji Arab Saudi, Mayor Jenderal Mohammed bin Wasl Al Ahmadi, mengatakan rencana keamanan haji untuk tahun yang luar biasa ini didasarkan pada empat pilar. Keempat hal ini adalah organisasi, keamanan, kemanusiaan dan kesehatan.
Pasukan Keamanan Haji disebut telah menyiapkan mekanisme baru guna memperbaiki cara masuk dan keluar dari dan ke Masjidil Haram selama haji. Bagian-bagian untuk peziarah disiapkan membentang dari selatan hingga barat Masjidil Haram, serta bagian-bagian khusus di sekitar Ka'bah untuk tawaf maupun Sa'i. Pun untuk ibadah haji yang luar biasa ini, jamaah dari berbagai negara akan menuju ke Makkah setelah menyelesaikan masa isolasi mandiri mereka. Mereka akan menghabiskan beberapa hari di salah satu hotel di Makkah yang diperiksa oleh Menteri Haji dan Umrah, Dr. Muhammad Saleh Benten.
Saat menginap di hotel, para peziarah akan menerima inspeksi kesehatan guna mendeteksi gejala Covid-19. Setelah itu, mereka akan menuju ke Arafah ditemani oleh tim medis.
Kementerian Haji dan Umrah telah mendirikan tenda untuk mengakomodasi jamaah di Arafat. Otoritas juga menetapkan rencana dan mekanisme untuk mengangkut mereka atau transportasi di bawah langkah-langkah jarak sosial atau social distancing.
Dalam sebuah pernyataan kepada Saudi Press Agency, Benten mengatakan pemerintah telah menyusun rencana yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk operasi haji tahun ini. Dalam rencana itu, Saudi tetap menekankan kemungkinkan peziarah melakukan ritual dengan mudah dan nyaman.
"Rencana yang komprehensif dan mudah dilaksanakan akan diimplementasikan oleh badan keamanan, kesehatan dan layanan," ujar Menteri Benten.
Rencana tersebut termasuk penyediaan layanan kesehatan terbaik, serta pengendalian kerumunan yang paling tepat. Dua layanan ini dilaksanakan secara ketat dan sejalan dengan tindakan pencegahan serta protokol Covid-19 yang dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan Saudi.
Benten lantas menekankan pentingnya pemerintahan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman, melaksanakan haji mengikuti standar kesehatan dan tindakan pencegahan tertinggi guna memastikan keamanan para peziarah.
Sumber: https://www.salaamgateway.com/story/saudi-authorities-adopt-4-pillar-plan-to-protect-hajj-pilgrims