REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hari raya Idul Adha akan dirayakan besok, Jumat (31/7). Selain melaksanakan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban, terdapat sejumlah amalan lain yang juga disunahkan pada hari besar umat Islam itu.
Setidaknya terdapat 10 amalan sunnah saat hari raya Idul Adha. Amalan pertama hingga kedepalan dikutip dari buku Khotbah Jum'at dan 'Id Pilihan (2018) karya Zahri.
Pertama, mandi sebelum sholat id, berhias, dan mengenakan pakaian terbaik. Hal ini didasarkan pada sejumlah hadits.
Dari Hasan As Sabti, ia berkata: "Rasulullah memerintah kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian yang paling bagus yang kami dapat, memakai wewangian yang paling baik yang kami dapat, menyembelih hewan paling mahal yang kami mampu". (H.R Hakim).
Ibnul Qoiyim berkata: "Adalah Rasulullah SAW memakai pakaian pada kedua hari raya dengan pakaian yang paling bagus, yaitu pakaian kebanggaan yang beliau pakai pada dua hari ied dan hari Jumat."
Kedua, tidak makan sebelum berangkat melaksanakan sholat Idul Adha. Umat dianjurkan makan setelah pulang dari sholat Id.
Hal ini didasarkan pada Hadis Riwayat Ahmad dan Tarmizi. Hadis ini sahih menurut Ibnu Hibban. "Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam tidak keluar pada hari raya Fithri sebelum makan dan tidak makan pada hari raya Adha sebelum shalat."
Ketiga, berjalan kaki menuju tempat shalat, kecuali jika ada uzur seperti sakit atau jauh jaraknya.
Hal ini didasarkan pada hadis hasan riwayat Tirmidzi. "Ali Radliyallaahu 'anhu berkata: Termasuk sunnah Rasul adalah keluar menuju shalat hari raya dengan berjalan kaki."
Keempat, menempuh jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang. "Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam pada hari raya biasanya mengambil jalan yang berlainan." (HR. Bukhari)
Menurut Zahri, tujuan hal ini adalah agar umat Islam memberikan salam kepada orang yang di jalan yang dilewatinya. Sehingga akan menjadi syiar Islam.
Kelima, tetap mengajak anak-anak dan wanita yang sedang haid ke tempat sholat. Ummu Athiyyah Radliyallaahu 'anhu berkata: "Kami diperintahkan mengajak keluar gadis-gadis dan wanita haid pada keuda hari raya untuk menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin, wanita-wanita yang haid itu terpisah dari tempat shalat." (Muttafag Alaihi).
Keenam, melaksanakan sholat Id di tanah lapang. Terkait hal ini sebenarnya ulama berbeda pendapat. "Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa mereka mengalami hujan pada hari raya, maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam shalat hari raya bersama mereka di masjid." (HR. Abu Dawud dengan sanad lemah)
Pada umumnya ulama berpendapat lebih utama di tanah lapang, sedangkan sebagian lain seperti Imam Syafii lebih utama di masjid bila masjidnya luas.
Ketujuh, memperbanyak tahlih dan tahmid. Bertakbirlah sampai akhir hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah).
Kedelapan, memperbanyak sedekah. Hal ini sebagaiman diperintahkan nabi kepada sahabatnya.
Dari Abdurrahman, ia berkata: "Saya mendengar Abbas berkata". "Saya keluar rumah bersama Rasulullah SAW pada Idul Fitri dan Adha, beliau shalat kemudian khutbah, setelah khutbah datang kepada para wanita memberi nasihat dan memerintahkan untuk bersedekah."
Kesembilan, mengucapkan selamat kepada sesama Muslim. Sebagaimana ditulis Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Minhajul Muslim (2015), ucapkanlah Taqabbalallahu minna wa minka. Artinya, semoga Allah menerima amal perbuatan kami dan engkau.
Kesepuluh, melonggarkan dan mentoleransi acara makan-makan, minum-minum, bercanda, dan hal-hal yang mubah. Syaih Abu Bakar mengatakan, hal itu didasarkan pada sabda Rasul, "Hari tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah." (HR. Imam Ahmad)