REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sejak minggu pertama Covid-19 menyebar di Arab Saudi hingga saat ini, petugas medis bekerja tanpa henti. Salah satunya, Hamza Alherz, yang bertugas di rumah sakit pemerintah di Riyadh.
Sifat memberi harus mengalir dalam darahnya. Ia adalah salah satu dari delapan saudara kandung, semua dokter, yang menjawab panggilan untuk merawat pasien di Kerajaan Saudi di tengah pandemi.
Alherz dan semua saudaranya terjangkit Covid-19 saat bertugas. Namun, hanya ia yang diberikan kehormatan melakukan haji, sebagai ucapan terima kasih Kerajaan atas pelayanan yang ia berikan.
"Ini adalah pertama kalinya saya melakukan haji. Itu perasaan yang luar biasa," katanya dilansir di The National, Senin (3/8). The National melakukan panggilan Zoom pada hari terakhirnya di tempat suci di Mina.
Kurang dari 10 ribu orang diberikan izin melakukan ibadah haji tahun ini. Sebanyak 30 persen dari jamaah haji merupakan warga asal Saudi yang telah dan masih bekerja di garis depan krisis, baik dari sisi kesehatan maupun keamanan.
Ritual Islam tahun ini terbatas pada mereka yang sudah tinggal di Arab Saudi. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah penduduk dari 160 negara. Banyak rekan Alherz yang sebelumnya tertular virus saat bekerja, kini menjalani haji dan pulih dari Covid-19.
Ia lantas mengatakan, panggilan yang memberi tahu ia terpilih melakukan haji luar biasa tahun ini adalah berita terbaik yang ia dapatkan di tahun ini. Ia juga menyebut, satu tahun terakhir hingga perjalanan haji ini mengingatkannya pada sebuah ayat dalam Alquran.
"Allah SWT berfirman, 'Kamu mungkin membenci sesuatu meskipun itu baik untukmu'. Saya merasakan ayat ini dalam situasi dan yang terjadi pada saya," kata Alherz.
Sebelum ia tertular virus, semua pihak di sektor kesehatan merasa takut jika itu terjadi. Hingga akhirnya hal tersebut terjadi pada dirinya. Ketika akhirnya ia mendapat berita akan pergi haji, ia merasa makna ayat suci tersebut benar-benar berlaku baginya.
Alherz menjelaskan, saat yang paling menyentuh dari perjalanannya adalah selama Hari Arafat, hari kedua haji. Saat itu, para peziarah mengunjungi Gunung Arafah, di mana Nabi Muhammad menyampaikan khutbah perpisahannya.
"Saya sebelumnya banyak melihat rekaman Gunung Arafah selama haji. Saya melihat bagaimana orang memanjatnya setiap tahun. Sepertinya gunung itu tidak ada, hanya jamaah yang menutupinya," ujarnya.