REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) optimistis umroh akan segera dibuka oleh Saudi. Optimisme itu setelah melihat penyelenggaraan haji tahun ini berjalan lancara tanpa ada jamaah haji terpapar Covid-19.
Ketua Umum Kesthuri Asrul Azis Taba mengatakan, meskipun belum ada statement itu dari Pemerintah Saudi, bahwa umroh akan dibuka. Akan tetapi dengan suksesnya Saudi menjalankan haji tahun ini maka umroh pasti dibuka kembali. "Saya sungguh punya harapan besar bahwa umroh akan segera dibuka," katanya saat dihubungi, Selasa (4/8).
Artha mengatakan, tentunya hubungannya dengan para mitra di Saudi khususnya yang ada di Makkah akan kembali aktif setelah umroh dibuka. Asrul mengaku, pihaknya juga sudah merencanakan bahwa setelah Airport dibuka untuk penerbangan International, ia akan berangkat ke Jeddah melihat kondisi.
"Kondisi yang paling update, sebelum jamaah yang tertunda sejak bulan Maret kemarin diberangkatkan untuk umrah. Mohon bantuan doa," katanya.
Asrul mengatakan, persoalan lain yang mungkin terjadi adalah masalah reschedule dengan penerbangan. Apakah pesawat bisa full atau masih harus menerapkan sosial distancing. Sehingga diisi hanya sekittar 70 persen atau diberlakukannya pembatasan-pembatasan oleh pemerintah Saudi. "Misalnya jumlah jamaah yang dikurangi ataupun pembatasan usia," katanya.
Semua pihak diminta berdoa agar pandemi Covid-19 segera hilang, terutama di Arab Saudi dan Indonesia. Dengan demikian semua sektor ekonomi termasuk sektor umroh segera kembali normal. "Kita tunggu saja, mudah-mudahan semuanya berjalan normal seperti semula," katanya.
Sebelumnya Asrul pernah mengatakan, secara umum kondisi biro perjalanan wisata (BPW) termasuk penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) sekitar 4 bulan ini sudah tidak ada kegiatan. Dan hal tersebut tentu sangat berdampak terhadap kemampuan financial perusahaan.
Katanya sudah banyak perusahaan yang sudah mulai merumahkan pegawainya, tetapi hal itu bukan semata-mata karena tidak mampu membayar gaji, tetapi juga dipengaruhi karena memang tidak ada kegiatan. Tetapi termasuk juga untuk mewaspadai penularan Covid-19.
"Seandainya umrah juga dibuka, belum tentu pasar umrah akan kembali seperti semula," katanya.
Apakah pemerintah perlu memberikan bantuan, saatnya kita melakukan kajian untuk menentukan bantuan seperti apa yg perlu diberikan. Di forum lintas asosiasi silaturahmi antar travel haji umrah (Sathu) juga secara serius masih terus dibicarakan, stimulus apa yang layak diberikan kepada anggota.