REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Dua tombak peninggalan Sunan Kudus dibersihkan dalam ritual penjamasan. Dua tombak yang sudah dibersihkan dikembalikan ketempat semula di dekat mimbar imam masjid peninggalan Sunan Kudus.
Selain kedua tombak tersebut, dilakukan juga ritual penjamasan Keris Kiai Cinthaka peninggalan Sunan Kudus. Ritual itu dilaksanakan pada hari Senin atau Kamis pada pekan pertama setelah hari tasyrik dan tahun ini jatuh pada hari Kamis, 6 Agustus 2020.
Dalam pelaksanaan ritual penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kudus pada Kamis yang dipusatkan di bangunan tajuk di depan pintu masuk kompleks makam Sunan Kudus, para tamu diwajibkan mengenakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
Menurut Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan, ritual penjamasan keris Sunan Kudus tahun ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan guna meminimalkan risiko penularan Covid-19. Ritual penjamasan pusaka dimulai sekitar pukul 07.00 WIB, diawali dengan ziarah ke Makam Sunan Kudus. Setelah itu, petugas mengambil dan menurunkan keris Kiai Cinthaka dari dalam peti yang diletakkan di bagian atas pendapa tajuk.
Selanjutnya, keris disiram air rendaman merang padi ketan hitam yang disebut banyu landa, dibersihkan menggunakan air jeruk nipis, dan dijemur di atas sekam ketan hitam oleh ahli penjamasan Kiai Ahmad Badawi Basyir dengan bantuan juru jamas Faqihuddin.
Proses serupa dilakukan pada dua mata tombak. Pusaka dibersihkan menggunakan merang ketan hitam dan air jeruk nipis yang dipercaya dapat mencegah karat pada benda pusaka kemudian dikeringkan menggunakan sekam ketan hitam. Setelah ritual penjamasan, keris dimasukkan ke dalam peti yang kemudian dibungkus dengan kain putih. Dengan iringan selawat, keris kemudian diletakkan kembali ke tempat khusus di atap bangunan tajuk. Usai prosesi penjamasanpusaka, acara makan bersama dengan hidangan jajan pasar dan nasi opor ayam yang merupakan makanan kesukaan Sunan Kudus.