REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Seniman multidisiplin Dubai Nathaniel Alapide menggunakan pasir gurun untuk menciptakan karya seni. Alapide menggambar monogram besar-besaran di tengah gurun.
Alapide, yang berasal dari Filipina, mengubah gurun Dubai menjadi monogram raksasa untuk rumah mode mewah Inggris, Burberry. Klip yang dibagikan di halaman Instagramnya tersebut pada hari Rabu (5/8) menunjukkan kreasi pasir seperti beludru dari monogram.
Saat berbicara dengan Arab News, Alapide mengatakan butuh waktu hampir seminggu untuk membuat karya seni besar-besaran yang terletak di gurun Al Faqa, sebuah desa di perbatasan Dubai dan wilayah timur Abu Dhabi. Untuk mencegah angin menghancurkan karyanya, seniman tersebut mengatakan dia menggunakan batu pecah.
“Karena kami melakukannya di gurun yang terbuka, kami harus menggunakan bahan yang berbeda untuk membuat logo,” kata Alapide, yang sebelumnya bekerja dengan Nike dan Honda. “Jadi yang saya pakai adalah kerikil atau pecahan batu. Ini lebih berat dari pasir, jadi meskipun ada angin kencang tidak akan tertiup. Itu tetap di sana."
Untuk menghindari panas dan kelembaban musim panas, Alapide, yang telah tinggal di UAE selama 17 tahun, bekerja pada kreasi pasirnya di pagi hari. “Jika ini musim panas, saya akan melakukan seni pasir pagi-pagi sekali. Saya akan mulai dari jam 5 pagi sampai jam 7 atau 8 pagi,” katanya.
Sebelum mengejar seni sebagai pekerjaan penuh waktu empat tahun lalu, Alapide adalah seorang spesialis akuarium. “Saya bekerja di akuarium di Atlantis, The Palm. Kami memberi makan hiu,” katanya.
Dia kemudian memilih untuk mengejar seni sebagai karirnya. “Itu dimulai ketika saya memberikan penghormatan untuk nenek saya. Saya membuat gambar besar pohon di pantai dan begitulah awalnya. Dari situ saya temukan prosesnya sangat terapeutik,” ujarnya.
Wisatawan dapat menemukan karya seninya yang unik di tepi pantai di Rixos Premium JBR Dubai. Seniman otodidak ini sebelumnya telah menciptakan karya pasir besar dari seniman Italia Leonardo da Vinci, Mona Lisa dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed, hanya dengan menggunakan tangan kosong.
Tekniknya, menggambar pasir, pertama kali dikembangkan sebagai alat komunikasi yang menghubungkan pulau tengah dan utara Vanuatu di mana terdapat lebih dari 80 kelompok bahasa yang berbeda.
Sumber: https://www.arabnews.com/node/1715526/lifestyle