REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) sedang membuat skenario sebagai persiapan dibukanya kembali umroh oleh pemerintah Arab Saudi. Persiapan ini untuk memastikan ketika umroh dibuka perjalanan jamaah lancar tanpa hambatan.
"Kami sedang siapkan beberapa skenario," kata Direktu Bina Haji Umrah Ditjen PHU, Kemenag Arfi Hatim saat dihubungi, Jumat (7/8).
Selain menyiapkan skenario di internal, Ditjen PHU juga akan menggelar koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait. Tujuannya untuk membahas keberangkatan umrah yang tertunda karena Covid-19. Pada Februari ribuan jamaah umroh batal diterbangkan karena Saudi menutup akses masuk kenagaranya. "Termasuk koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga terkait lainnya," ujarnya.
Arfi belum menyampaikan detail skenarionya seperti apa dan kapan jadwal pertemuan antara kementerian dan lembaga akan digelar. Namun kata Arfi yang jelas perlu ada pembahasan dalam pertemuan itu demi kenyamanan masyarakat dalam berumroh di tengah Covid-19. "Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan keamanan jamaah umroh," katanya.
Dihubungi terpisah Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republika Indonesia (Amphuri) Firman M Nur menyampaikan skenario pertama jika umrah dibuka oleh pemerintah Saudi Arabia adalah memprioritaskan berangkatkan jamaah yang tertunda. Hal ini merupakan kesepakatan awal dengan Kemenag dan juga Airlines.
"Bahwasannya jamaah-jamaah yang tertunda yang sudah masuk dalam Siskopatuh akan diprioritaskan berangkat lebih dahulu," katanya.
Namun kata dia tidak dipungkiri bahwa semuanya kembali kepada kebijakan Pemerintah Arab Saudi tentang tata cara, tata kelola dan pelayanan umroh sesuai protokol pencegahan Covid-19. Tata cara itu mulai dari batasan usia ataupun dengan kriteria kesehatan yang ditentukan Saudi harus dijalankan jamaah.
Firman berharap jika memang ada protokol kesehatan untuk umroh dari Arab Saudi, Pemerintah Indonesia dan juga penyelenggara perjalanan ibadah umroh (PPIU) bisa mendapatkanya lebih awal. Hal itu agar yang berkepentingan dapat mensosialisasikannya kepada jamaah.
"Kita berharap informasi (protokol khusus umroh) tersebut bisa kami dapatkan lebih awal. Namun sampai saat ini sebagai cerminan protokol pelaksanaannya adalah sebagaimana pelaksanaan haji tahun ini," katanya.
Firman mengatakan, sudah mendapat informasi umroh akan segera dibuka Saudi. Menurutnya informasi ini tetunya sangat menggembirakan bagi penyelenggara dan jamaah. "Insya Allah umroh akan segera dibuka dan kita berharap Indonesia diberi kesempatan awal untuk bisa mengirimkan jamaahnya ke tanah suci," katanya.
Menurut Firman destinasi ziarah ke Masjid Nabawi masih bisa dilakukan di tengah Covid-19. Karena hal itu sesuai hadist Nabi bahwa kita sebagai umat Islam jangan pernah memaksakan pergi ke suatu tempat, kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsa di Palestina.
"Janganlah kalian menempuh perjalanan jauh kecuali menuju ke tiga masjid: masjidku ini (Masjid Nabawi), masjid Al Haram, dan masjid Al Aqsha” (HR. Bukhari no. 1115 dan Muslim no. 1397).