REPUBLIKA.CO.ID,ATHENA -- Seorang Imam Masjid di Ibu Kota Yunani mengklaim hubungan Muslim dan umat Kristen masih berjalan baik. Walau Muslim masih dianggap berhubungan dengan penjajah Turki.
Imam Masjid di Athena, Atta-ul Naseer menceritakan sulitnya bagi Muslim beribadah di Athena karena tak ada Masjid resmi. Muslim harus beribadah di ruang apartemen atau gedung yang disewa. Ia pun menjadi Imam di Masjid seperti itu. Tanpa nama. Tanpa penanda khusus.
Naseer meyakini Masjid bersejarah yang dibangun Turki Ottoman di Athena harusnya bisa difungsikan sebaga tempat ibadah lagi bagi Muslim. Namun sayangnya, Masjid-Masjid itu dijadikan Museum seperti Masjid di Monastiraki square.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan disebut pernah membuat tawaran itu pada pemimpin Yunani. Sayangnya rencana itu sulit tercapai karena Yunani pernah merasakan dijajah Ottoman hingga meraih kemerdekaan di abad ke-19.
Naseer menceritakan sentimen anti Turki di Yunani masih kuat. Apalagi dengan alihfungsi Hagia Sophia baru-baru ini. "Di hati Yunani, Muslim masih diasosiasikan dengan bangsa Turki penginvasi mereka," kata Naseer dilansir dari digitaljournal pada Kamis (6/8).
Naseer yang sudah hidup tujuh tahun di Yunani pernah mengalami rasisme. Pria yang lahir di Pakistan tersebut bahkan pernah menghadapi serangan fisik dari militan neo-Nazi. "Tapi secara umum, umat Kristen dan Muslim hidup damai bersama-sama," ujar Naseer.
Di sisi lain, Naseer menceritakan Yunani menerapkan aturan ketat bagi bangunan yang digunakan sebagai Masjid. Pengelola Masjid harus mendaftarkan perwakilannya lengkap dengan identitas diri, jumlah jamaah reguler dan sumber pendapatan.
Ruang ibadah juga harus memenuhi standar keamanan seperti alarm kebakaran, sanitasi dan pintu darurat. "Prosedurnya sulit dan memang butuh waktu. Sedikit Masjid yang punya izin dari kementerian," ucap Naseer.