REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais sudah tidak asing di kalangan umat Islam dunia. Lantunan suaranya yang merdu dan khas saat membacakan ayat Alquran membuat yang mendengarnya terhanyut. Kaum Muslimin yang pernah menunaikan haji atau umrah mungkin telah akrab dengan suaranya.
Al-Sudais merupakan kepala imam dan khatib di Masjid al-Haram di Makkah. Ia juga menjabat sebagai ketua umum Pengurus Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi.
Pemilik nama lengkah Abdul Rahman Ibn Abdul Aziz as-Sudais an-Najdi ini lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 10 Februari 1960. Ia berasal dari klan Anza.
Mengutip laman The Muslim500, al-Sudais menghafal Alquran pada usia 12 tahun. Dia menimba ilmu di Sekolah Dasar 'Al Muthana Bin Harith' dan lulus pada 1979 dengan nilai sangat baik di 'Lembaga Ilmiah Riyadh'.
Pendidikan selanjutnya ia tempuh dengan mempelajari Syariah di Universitas Riyadh dan meraih gelar di sana pada 1983. Kemudian, gelar Master dari Sekolah Tinggi Syariah di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud didapatkannya pada 1987.
Pada 1995, ia memperoleh gelar Ph.D dalam Syariah Islam dari Universitas Umm al-Qura. Pada 1983 M atau 1404 H, al-Sudais ditunjuk sebagai imam dan khotib di Masjid al-Haram. Saat itulah, ia pertama kali menjadi imam pada sholat Ashar pada 22 Sya'ban 1404.
Al-Sudais mengambil imamahnya pada 1984, pada usia 22 tahun. Ia melakukan khotbah pertamanya di Masjid al-Haram di Makkah pada Juli 1984.
Al-Sudais dikenal karena kekhasan suaranya dan pembacaan Alquran yang begitu menghayati dan sesuai dengan Tajwid. Al-Sudais juga populer karena khotbah dan pendiriannya tentang resolusi konflik secara damai.
Tidak hanya itu, ia juga dikenal memiliki kepribadian yang ramah dan lemah lembut. Beliau juga senang mempelajari banyak bahasa, walaupun sekedar bahasa sapaan.
Sehingga tidak heran, jika sejumlah orang tertarik masuk Islam karena sosok Sheikh Sudais. Seperti yang terjadi baru-baru ini, di mana turis Amerika Serikat di Saudi, Steve, yang memutuskan menjadi mualaf setelah dibimbing oleh al-Sudais.
Sosok al-Sudais telah menerima sejumlah penghargaan. Di antaranya pada 2005, ia dinobatkan oleh Komite Penyelenggara Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) sebagai “Kepribadian Islam Tahun Ini” dalam Penghargaan Alquran Internasional Dubai ke-9 sebagai pengakuan atas pengabdiannya pada Alquran dan Islam. Saat menerima penghargaan di Dubai, ia mengatakan, "Pesan Islam dan Muslim adalah kesederhanaan, keadilan, keamanan, stabilitas, simpati, kerukunan dan kebaikan."
Sejak 2010 hingga 2012, ia telah mengunjungi sejumlah negara di antaranya India, Pakistan, Malaysia dan Inggris. Salah satu aktivitasnya adalah menjadi tamu pada seminar di Institut Tinggi untuk Studi Islam Lanjutan di Malaysia pada 2011.
Di sana, ia berbicara tentang peradaban Islam dengan latar belakang dari tantangan modern. Al-Sudais kemudian diangkat sebagai kepala Presidensi untuk Dua Masjid Suci dengan pangkat menteri berdasarkan keputusan kerajaan pada 8 Mei 2020.
Dia juga anggota dari Akademi Bahasa Arab di Makkah. Pada 2017, Al-Sudais membintangi film One Day In The Haram, film tentang Haram di Makkah, yang diceritakan melalui kacamata para pekerja.
Sebelumnya, Steve, seorang turis Amerika Serikat, memeluk Islam dan ucapan kalimat syahadatnya dibimbing oleh Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdur-Rahman Al-Sudais.
Steve mengucapkan kalimat Syahadat (kesaksian menerima Islam) di hadapan Sheikh Sudais baru-baru ini dan mengungkapkan kegembiraan dan terima kasihnya yang luar biasa atas keyakinan barunya, demikian dilaporkan Riyadh Daily, Ahad (9/8).
Warga AS itu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Sheikh Sudais dan memuji Allah SWT karena telah membuka hatinya hingga memungkinkan dia menerima Islam sebagai agamanya.
Sheikh Sudais mengatakan bahwa Steve "sekarang adalah saudara laki-lakinya dalam Islam". Menurut Sheikh Sudais, apa yang memberikan kesan abadi pada pikiran Steve adalah kemurnian Islam dan ajaran luhur tentang Keesaan Tuhan.
Selain itu, ia menggambarkan bagaimana Steve sangat terkesan dengan tingkat toleransi dan hidup berdampingan secara damai di antara mereka yang berbeda agama di dalam Kerajaan.