REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Arab Saudi sampai saat ini belum memutuskan akan membuka kembali penyelenggaraan ibadah umrah. Ibadah haji kecil ini ditangguhkan sejak 27 Februari karena pandemi Covid-19.
Akibat dari keputusan yang diambil Pemerintah Saudi ini, banyak jamaah umrah, termasuk dari Indonesia, yang tertunda keberangkatannya.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), M Arfi Hatim menegaskan, akan memprioritaskan jamaah umrah yang tertunda itu. Ada tiga kategori jamaah yang akan diprioritaskan berangkat jika Saudi membuka kembali umrah.
"Ada tiga kategori yang akan diprioritaskan berangkat jika Saudi membuka umrah. Kategori pertama adalah jamaah yang tertahan keberangkatannya saat berada di Bandara Indonesia," ujar Arfi dalam keterangan Selasa (18/8).
Jamaah yang saat pengumuman keputusan penangguhan telah berada di bandara dan siap berangkat, akan menjadi pihak pertama yang diberangkatkan nanti.
Kategori kedua adalah jamaah yang tertahan di negara transit. Beberapa negara itu seperti Malaysia, Singapura, Dubai, dan Oman. Sementara kategori ketiga yakni jamaah umrah yang sudah mempunyai jadwal keberangkatan.
Sampai saat ini, kata Arfi, belum ada kepastian dari Pemerintah Arab Saudi kapan dibuka kembali ibadah umrah. Ia berharap Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) tidak menawarkan paket layanan umrahnya sampai ada kepastian dari Arab saudi. "Kita masih menunggu kepastian dari Saudi, saya harap PPIU tidak menawarkan dahulu paket layanan umrahnya," kata dia.