REPUBLIKA.CO.ID -- Apakah rute hijrah Rasulullah Muhammad SAW bersama Abu Bakar As Siddiq akan dihidupkan lagi dan dijadikan rute wisata? Jawabnya sampai kini tidak jelas. Tapi di Arab Saudi sendiri pemikiran ini sudah ada. Mereka malah ingin menjadikan ini sebagai wisatara Religi menapaki jalur nabi ke Madinah dengan berjalan kaki dan naik unta.
Dan tentu saja kisah serupa ini pun sudah ada. Di tanah Palestina dan Yerusalem di sana rute 'perjalanan reliji' seperti ini sudah ada. Tapi itu bukan rute yang dibuat untuk kaum Muslim. Rute itu adalah untuk menyusuri perjalanan Yesus Kristus di tanah Palestina di sekitar wilayah Yerusalem. Rute ini memang dilakukan dengan jalan kaki. Dan kaum Nasrani yang menyusuri perjalanan Yesus ini ternyata sangat banyak. Bahkan (penulis) pernah melihat sendiri dan ikut bersama rombongan para wisatatawan religius yang kala itu bersama dalam satu rombongan dalam bus yang hendak ke Yerusalem.
Dan soal apakah rute perjalanan hijrah ke Madinah dari Makkah Rasulullah akan dihidupkan? Jawabnya belum jelas benar. Yang pasti rute itu memang telah ditemukan. Bahkan seorang penulis Abi Jabbar pada bulan Februari 2019 pernah menuliskannya dalam sebuah laman di website Medina.id.
Dari tulisan tersebut ada kabar memang ada rencanya dari Kementerian Haji dan Umrah Saudi bekerja sama dengan Komisi Kerajaan untuk Makkah dan Situs Suci meluncurkan inisiatif napak tilas rute perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW. Proyek tersebut akan memungkinkan jamaah, para pengunjung, serta warga di Kerajaan Saudi sendiri untuk melakukan perjalanan ke Madinah dengan menggunakan unta.
Rute yang digunakan dalam perjalanan tersebut mengikuti rute yang dilalui Nabi SAW saat melaksanakan hijrah ke Madinah. Inisiatif tersebut bertajuk “Jalan Menuju Thaniyat Al-Wada”, diambil dari nama sebuah dataran tinggi di dekat Madinah.
Melalui inisiatif itu, para pelancong dapat menapaki rute sama yang ditempuh Nabi SAW ketika hijrah dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi.
Dan seperti diketahui Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan yang panjang dalam berhijrah. Rute biasanya bisa dilakukan selama satu bulan. Padahal waktu biasa perjalanan sejauh yang membentang sepanjang 380 km kala itu bisa ditempuh dengan menunggang unta selama setengah bulan. Lamanya waktu perjalanan hingga mencapai dua kali lipatnya. Mengapa karena Nabi Muhammad harus mengambil jalan memutar untuk menghindari kejaran kaum Quraisy yang ingin membunuhnya. Rasulullah baru sampai ke ke daerah pinggirian kota Yastrib (Madinah) pada hari kedelapan Rabiul Awwal. Kedatangan dia diambut dan kemudian mendirikan Masjid Quba.
Bila dilihat dengan mengacu pada Saudi Gazette (17/2/2019), nanti proyek tersebut menyusuri jalur Hijrah Nabi Muhammad mencakup pengembangan dari 27 titik di Jalan Hijrah, yang terdiri dari hotel, rumah peristirahatan, museum, dan lainnya.
Dalam rute menuju Madinah tersebut, rombongan iringan unta (kafilah/karavan) akan memulai perjalanan dari Gua Tsur di Makkah. Dalam sejarahnya, gua tersebut pernah digunakan Nabi SAW dan sahabatnya Abu Bakar RA untuk bersembunyi dari kelompok musuh selama tiga hari sebelum mereka berangkat ke Yastrib.
Selanjutnya, rombongan akan berhenti di lokasi tenda Umm Maabad. Lokasi tersebut menjadi tempat menjamu Nabi dalam perjalanan ke Yastrib dan tempat ia memerah susu dari domba-dombanya.
Dikisahkan, Umm Maabad digunakan untuk menyambut kafilah di masa itu. Akan tetapi, saat Rasulullah hijrah tempat itu tengah dilanda musim paceklik. Kekeringan telah berdampak buruk pada masyarakat dan ternak di Umm Maabad kala itu. Sehingga, daerah itu tidak memiliki makanan untuk ditawarkan kepada para tamunya.
Namun, keajaiban datang tatkala Nabi SAW membersihkan kambing-kambing di Umm Maabad dan memerahnya. Kambing tersebut bisa mengeluarkan susu, yang kemudian diminum semua orang sampai kenyang. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai mukjizat Nabi SAW.
Selanjutnya, kafilah akan melewati lokasi di mana Suraqa Bin Malik bertemu dengan Nabi SAW. Suraqa mencapai lokasi tersebut setelah mengikuti jejak kaki Nabi SAW dengan harapan memenangkan hadiah yang dijanjikan orang Quraisy.
Rombongan juga akan melewati tempat di mana unta jatuh dan kemudian mengambil jalan pintas yang ditunjukkan kepada Nabi SAW oleh pemandu Badui bernama Masoud al-Aslami.
Selanjutnya, rombongan akan berhenti di Thaniyat Al-Wada dan menyelesaikan perjalanan ke Madinah.
Selain unta, jamaah dan pengunjung bisa memilih alternatif alat transportasi lain untuk melakukan napak tilas hijrah Nabi SAW tersebut. Kementerian mengatakan, akan ada alternatif selain unta untuk mencapai Madinah, seperti halnya kendaraan roda empat, balon udara panas, dan sepeda motor. Apakah akan terwujud bisa menikmati perjalanan hijrah Rasulullah yang dilakukan pada tahun 622 M itu?Apalagi waktunya cukup lama yakni dari Kamis, 26 Safar SH 1 (17 Juni 622 M) sampai Jumat 22 Rabiul awal SH 1 (16 Juli 622 M).
Jawabnya. Wallahu'alam.