REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Pelaku usaha gula aren di Kabupaten Lebak, Banten kembali bangkit setelah diberlakukan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 28 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
"Kita menyambut positif kebijakan pemerintah daerah itu, sehingga omzet penjualan mulai meningkat," kata Lindayanti, seorang pelaku usaha gula aren di Kabupaten Lebak, Senin (31/8).
Pelaku usaha gula aren di Kabupaten Lebak sebelumnya sangat terpukul, karena omzet penjualan menurun drastis hingga Rp 6 juta/bulan. Padahal, kata dia, sebelumnya di hari normal omzet penjualan bisa mencapai Rp 20 juta/bulan.
Menurutnya omzet itu, kata dia, akibat dampak pandemi Covid-19 yang terjadi diberbagai daerah di Tanah Air. Selain itu juga ditambah sulitnya bahan baku gula aren dari perajin di Kabupaten Lebak. "Kami sangat terpukul dengan kehilangan pelanggan dari luar daerah dengan adanya pandemi Covid-19 itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pihaknya saat ini kembali omzet penjualan mulai bangkit setelah pemerintah daerah menerbitkan Perbup Nomor 28 tahun 2020 tentang AKB.
Dimana Perbup tersebut agar masyarakat dapat memulihkan aktivitas ekonomi, namun tetap mengutamakan disiplin protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun.
Dengan demikian, kata dia, produk aneka ragam gula aren, seperti gula semut, minuman jahe merah aren, cappocino jahe merah aren, kopi gula aren mulai meningkat pelanggan.
Namun, kata dia, banyak pelanggan mulai berdatangan ke sini dari wilayah Kabupaten Lebak dan sekitarnya. Produk aneka kerajinan gula aren itu dijual yang termurah Rp 15 ribu dan termahal Rp 375 ribu. "Kami berharap penjualan produk gula aren kembali normal hingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi," katanya menjelaskan.
Ia juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang memberikan dana Banpres subsidi modal bagi pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp 2,4 juta.
Pendistribusian dana subsidi itu dipastikan dapat meningkatkan produksi usaha, karena pelaku UMKM sangat membutuhkan modal akibat dampak pandemi Covid-19 tersebut. Saat ini, dirinya memproduksi kerajinan aneka gula aren itu, karena bahan bakunya melimpah di Kabupaten Lebak dari hasil komoditas perkebunan aren petani.
Bahkan, gula aren Cimenga masuk kategori terbaik di Indonesia dengan kualitas beraroma, manis dan organik yang menyehatkan. Karena itu, pihaknya mengembangkan aneka usaha kerajinan gula aren tersebut untuk mengangkat ekonomi masyarakat juga memelopori kewirausahaan bagi kaum perempuan agar tidak terjadi urbanisasi keluar daerah.
Produk gula aren itu sudah mengantongi perizinan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan, BPOM juga bersertifikat halal dan memiliki barcode, sehingga minuman yang menyehatkan.
Selama ini, kata dia, peluang usaha kerajinan aneka gula aren sangat menjanjikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. "Kami saat ini sudah menerima pesanan dengan partai besar bersama pelaku usaha dari Bandung," kata Lindahyanti yang membuka galeri aneka produk gula aren di Jalan Ir Djuanda Rangkasbitung.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Hj Yudawati mengatakan saat ini para pelaku gula aren merupakan produk unggulan daerah karena ditunjang melimpahnya bahan baku komoditas perkebunan aren.
Selama ini, produk gula aren Kabupaten Lebak sudah menembus ke beberapa negara di Asia, Australia dan Benua Eropa. "Kami mendorong para pelaku usaha produk gula aren kembali bangkit dan menjadikan klaster ekonomi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga," katanya.