Selasa 01 Sep 2020 21:37 WIB

Cita Rasa Turki dalam Hidangan Halal Bosnia

Ada cita rasa Turki dalam hidangan Bosnia halal di restoran ini.

Cita Rasa Turki dalam Hidangan Halal Bosnia (ilustrasi).
Foto: LOVE INDONESIA
Cita Rasa Turki dalam Hidangan Halal Bosnia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Irawati Prillia*

Ketika menjelajah beberapa kota di Kroasia, seperti Pula, Rijeka, dan Omisalj, makanan berlabel halal susah sekali ditemukan. Syukurnya, hidangan laut mudah didapat. Suami yang penggemar daging merah mulai bosan. Untungnya di Zagreb, Ibu Kota Kroasia, kami bertemu restoran halal Sofra yang sudah diulas pula di Tripadvisor. Lokasinya waktu itu dekat masjid terbesar di negeri ini, Islamska Zajednica u Hvratskoj. Tapi, sekarang sudah pindah dekat pusat kota.

Di Sofra kami akhirnya bisa mencicipi hidangan Bosnia dari aneka macam daging. Ketika menu dibagikan, seorang teman bertanya lagi ke pramusaji apakah makanan yang dijual halal? Kami sempat ragu sebab melihat minuman beralkohol yang disajikan ke meja sebelah. “Semua makanan di sini halal,” jawab sang pramusaji, menegaskan.

Menu Sofra ditulis dalam bahasa Kroasia dan Inggris. Makanan yang dijual sangat bervariasi. Mulai makanan pembuka, variasi sup, makanan yang serba dipanggang, hidangan ber bahan ikan, makanan manis untuk penutup, serta makanan spesial buatan koki Sofra. Banyak makanan tak kami mengerti. Sang pramusaji pun menerangkan apa yang tidak kami mengerti. Kami tak memilih hidangan pembuka dan penutup. Hanya menu utama disertai air minum.

Untuk si kecil, saya pesankan kentang goreng saja. Sebab, ia masih susah beradaptasi dengan jenis makanan baru. Tak lama setelah memesan, datang roti tawar gandum penuh serta minuman. Rasanya biasa saja, hanya lebih kering dan sedikit asam. Lalu, teh pesanan saya tiba dengan dua tatakan, atas dan bawah.

Pesanan saya datang terlebih dahulu, Bosanska musaka atau musaka ala Bosnia. Lidah saya sebenarnya juga agak susah beradaptasi dengan makanan baru. Karena itu, saya memesan musaka yang sebelumnya pernah saya cicipi. Musaka pesanan hadir dalam panci hitam beralas piring. Dipanggang hingga cokelat kehitaman, disiram saus yogurt.

Anak perempuan saya maunya makan ayam panggang. Akhirnya, ia memilih Kvrgusa. Ayam dipanggang di atas penggorengan. Di sekitarnya lapisan mirip crepes setebal kurang lebih satu cm. Lagi-lagi di atasnya disiram yogurt. Adonan crepes sepertinya dari tepung ketan.

Suami saya memilih salah satu dari menu spe sial koki di Sofra. Yaitu, steak daging sapi, yang namanya saya lupa. Steak tampil dalam pi ring besar panjang, disajikan bersama tumis kentang, wortel, dan saus agak encer.

Sedangkan teman kami memilih Bosanski Lonac, sup sayuran berisi potongan wortel, zukini, paprika, daging kambing, dan entah apa lagi. Daging kambingnya tak berbau. Sampai te man lain yang tak suka daging kambing bisa memakan sup tersebut. Satu lagi pilih daging kebab dibungkus roti berbentuk cincin ukuran jumbo.

Makanan Kroasia di Sofra hadir dalam porsi besar. Kami sampai kaget. Meski lapar dan ber hari-hari tak mencicipi daging, kami tak sanggup menghabiskan seluruh makanan dalam piring. Kami juga saling mencicipi.

Secara keseluruhan, rasa makanan yang kami pesan gurih. Cocok di lidah Asia kami. Ada cita rasa makanan Turki di sana. Kaya rempah-rempah. Namun, cita rasa musaka Kroasia bagi saya agak asin dan terlalu kuat bumbunya.

Ketika membayar, kami bingung mendapati beberapa rincian yang rasanya tak kami pesan. Pramusaji menjelaskan, itu adalah harga roti yang terhidang bersama makanan. Ya, kalau tahu harus membayarnya tentu kami kembalikan saja roti-roti tadi. Itu komentar saya, tapi sambil tersenyum setelah keluar restoran.

 

*Tinggal di Jerman

 

**Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Selasa, 24 Desember 2013

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement