Sabtu 05 Sep 2020 05:24 WIB

Yerusalem dan Israel Terus Terpapar Gelombang Panas

Gelombang panas belum pernah terjadi dalam 100 tahun terakhir

Seorang pria Palestina mendinginkan badan di bawah air terjun, selama gelombang panas yang mempengaruhi wilayah tersebut, di Wadi Qelt, dekat kota Jericho Tepi Barat, Jumat, 4 September 2020.
Foto: timesofisarel
Seorang pria Palestina mendinginkan badan di bawah air terjun, selama gelombang panas yang mempengaruhi wilayah tersebut, di Wadi Qelt, dekat kota Jericho Tepi Barat, Jumat, 4 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Israel pada hari Jumat mengalami rekor hari terpanas yang pernah tercatat. Bahkan ini setidaknya belum pernah terjadi dalam kurun 100 tahun terakhir.

Kota resor pesisir selatan Eilat mencatat ketinggian suhu yang mencapao 48,9 ° C (120 ° F) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tak hanya itu, kota suci Yerusalem pun mencatat suhu tertinggi yang pernah ada. Suhu udara padahari Jumat naik tipis dari itu, menetapkan rekor baru 42,8 ° C (109 ° F).

Gelombang panas saat ini belum pernah terjadi sebelumnya di Yerusalem, yang biasanya menikmati cuaca yang sedikit lebih sejuk daripada bagian lain negara itu berkat lokasinya dan ketinggian yang relatif tinggi di sekitar 800 meter (2.600 kaki) di atas permukaan laut.

Kondosi kelembapan ekstrim dilaporkan terjadi di kota-kota pesisir di seluruh Israel, sementara musim kemarau tercatat di Lembah Jordan dan daerah gurun lainnya. Petugas medis darurat bergegas untuk menangani hampir 200 orang yang cedera terkait panasnya suhu di seluruh negeri.

Mengingat panasnya cuaca, pihak berwenang pun sedikit mengurangi pembatasan COVID-19. Merek yang berada sendirian di taman atau pantai akan diizinkan untuk melepas topeng mereka. Di tempat keramaian tetap tidak diizinkan.

Badan Meteorologi Israel mengatakan suhu di seluruh negara itu diperkirakan turun sedikit pada hari Sabtu sebelum turun lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang, tetapi akan tetap di atas rata-rata musiman. Suhu diperkirakan akan kembali melonjak pada hari Kamis, ketika suhu akan mencapai 30 derajat Celcius di Yerusalem, dan lebih tinggi di tempat lain.

Petugas medis Magen David Adom merawat 186 orang di seluruh negeri karena cedera terkait panas dari pukul 7:00 hingga 19:00 pada hari Jumat. Lima puluh enam orang pingsan, dan 17 di antaranya mengalami dehidrasi, termasuk seorang wanita 57 tahun yang dievakuasi dengan helikopter dari pendakian di Dataran Tinggi Golan ke Rumah Sakit Poria di utara dalam kondisi sedang.

Dua warga Israel lainnya dievakuasi ke rumah sakit dalam kondisi kritis akibat sengatan panas, termasuk seorang pria berusia 50 tahun yang ditemukan terbaring tak sadarkan diri di jalan di utara kota Kiryat Shmona.

Di cagar alam Wadi Qelt di Tepi Barat, petugas medis menanggapi dua pendaki yang juga mengalami dehidrasi saat berada di bawah terik matahari gurun. Namun, mereka tidak membutuhkan perhatian medis lebih lanjut, kata Magen David Adom dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement