REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Madinah adalah kota Nabi yang selalu memiliki tempat terindah di hati para pemimpin Saudi. Dari Raja pertama Arab Saudi, almarhum Raja Abdulaziz Al-Saud hingga Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud.
Bukan hanya para raja, Kota Madinah juga memiliki arti bagi umat Islam di seluruh dunia. Di Kota Madinahlah, Islam mulai berkembang pesat, termasuk perkembangan budaya, sosial dan sejarah penting serta kehidupan-kehidupan terkait Nabi Muhammad. Karena itu, Madinah menjadi kota terpenting yang selalu mendapatkan perhatian dan perawatan khusus, termasuk perkembangan kontruksi sepanjang sejarah modern Arab Saudi.
Masjid Nabawi, adalah tempat kedua setelah Masjidil Haram Makkah yang selalu dikunjungi oleh umat Islam di seluruh dunia. Maka tidak heran jika rekontruksi perluasan masjid selalu terjadi untuk terus menampung jumlah jamaah haji yang semakin meningkat jumlahnya setiap tahun.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Sabtu (6/9), Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad (saw) sendiri pada tahun pertama Nabi Hijrah di Madinah. Masjid Nabawi pada mulanya hanya berukuran 30x35 meter dan saat ini telah mengalami perluasan hingga 10 kali berturut-turut.
Di masa pemerintahan almarhum Raja Abdulaziz, beberapa perbaikan dilakukan di Masjid Nabawi. Pada 1365 Hijriah, pilar, dan dinding sisi utara masjid mulai retak, maka atas perintah almarhum Raja Abdulaziz, pekerjaan renovasi dan perluasan masjid dimulai secara bersamaan.
Pada 1370 H, pembongkaran bangunan yang berdekatan dengan Masjid Nabawi dimulai dan pada 1375 H pekerjaan konstruksi dan perluasan selesai dilakukan di masa pemerintahan Raja Saud Bin Abdulaziz. Karena pembangunannya dilakukan dengan menggunakan beton bertulang, sehingga luas masjid bertambah 6.033 meter persegi.
Pada masa pemerintahan Raja Faisal Bin Abdulaziz dan dengan meningkatnya jumlah orang yang datang ke Masjid Nabawi, terutama pada musim haji, sehingga perluasan areal masjid kembali diperlukan. Atas perintah Raja Faisal, perluasan dilakukan di sisi barat masjid dan area seluas 35.000 meter persegi.
Pada masa pemerintahan Raja Khalid Bin Abdulaziz, Souq Al-Qmashah yang terletak di sisi barat daya Masjid Nabawi terbakar dan seluruh area dimusnahkan. Area Souq diratakan dan pemilik rumah dan properti diberi kompensasi. Area seluas 43.000 meter persegi ini, sebuah bujur sangkar yang luas dan teduh, ditambahkan ke dalam kompleks Masjid Nabawi dan sebagiannya ditetapkan sebagai tempat parkir.
Selanjutnya pada 1405 Hijriah, Raja Fahd Bin Abdulaziz memerintahkan melakukan studi menyeluruh dan terperinci tentang perluasan besar masjid dan kemudian batu fondasi untuk proyek perluasan masjid diletakkan. Dengan perluasan ini, masjid dapat menampung lebih dari 257.000 jamaah dalam total area 165.500 meter persegi.
Perluasan tersebut termasuk membangun ruang bawah tanah untuk menampung AC, lemari es, dan layanan lainnya. Termasuk juga mengelilingi Masjid Nabawi dengan halaman seluas 23.000 meter persegi, yang lantainya dilapisi marmer dan granit, sesuai dengan bentuk geometris dalam berbagai arsitektur Islam yang indah.
Sebanyak 135.000 meter persegi halaman ini dialokasikan untuk tempat sholat dan memuat 250.000 jemaah. Kapasitasnya akan meningkat menjadi 400.000 jamaah jika seluruh area alun-alun yang mengelilingi masjid turut digunakan. Bahkan apabila seluruh bagian bangunan masjid dan halaman juga digunakan dapat menampung 650.000 hingga satu juta jemaah di waktu-waktu puncak.
Di masa pemerintahan Raja Abdullah Bin Abdulaziz, proyek perluasan Masjid Nabawi terbesar dilakukan. Termasuk di dalamnya, proyek memasang payung convertible di Masjid Nabawi. Ini semakin meningkatkan kapasitas masjid untuk menampung dua juta jamaah pada saat proyek selesai.
Sebanyak 250 buah payung dipasang sejajar dengan pilar-pilar alun-alun masjid. Payung-payung ini mencakup area seluas 143.000 meter persegi yang mengelilingi empat sudut masjid, di mana lebih dari 800 jamaah dapat beribadah di bawah satu payung.
Sebagai bagian dari proyek payung, 436 kipas kabut telah dipasang pada 250 payung yang menutupi berbagai alun-alun masjid, yang memiliki luas sekitar 175.500 meter persegi dan menampung sekitar 251.000 jemaah.
Perhatian dan kepedulian terhadap Dua Masjid Suci terus berlanjut hingga kepemimpinan Raja Salman dan sebagai Penjaga Dua Masjid Suci. Raja Salman juga berkali-kali menegaskan dan keinginannya untuk melanjutkan perluasan Dua Masjid Suci untuk melayani jamaah musim di seluruh dunia.
Raja Salman telah menyetujui untuk mulai melaksanakan proyek pembangunan dan modernisasi operasional dan teknis dari sistem suara, sistem arus cahaya, dan sistem elektromekanis di Masjid Nabawi dan halamannya sesuai dengan teknologi terbaru yang tersedia secara global. Raja juga telah menyetujui pengembangan suara, AC, dan sistem kontrol otomatis dalam proyek Masjid Nabawi, selain mengembangkan tempat parkir dan bangunan layanan.
Masjid Nabawi juga merupakan bagian penting dari Visi Kerajaan 2030 yang diinisiasi oleh Putra Mahkota Muhammad Bin Salman, wakil perdana menteri, dan menteri pertahanan, yang bertujuan untuk merenovasi Dua Masjid Suci dan meningkatkan semua layanan serta mengatasi semua kesulitan. Sehingga para peziarah, umrah, jamaah haji, dan pengunjung menemukan semua cara untuk memfasilitasi pelaksanaan ibadah mereka dengan mudah dan nyaman.