REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK -- Founder Masjid Enterprise, Beni Sulastiyo mengatakan bahwa saat ini jumlah masjid di Indonesia semakin berkembang dan tersebarnya mulai dari perkotaan sampai ke pelosok desa dan itu merupakan potensi yang harus dimaksimalkan dalam mengembalikan peranan masjid untuk memajukan umat dan bangsa.
"Masjid memiliki peranan penting selain sebagai sarana amal ibadah juga dan pembinaan umat dalam berbagai aspek baik sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya," ujarnya di Pontianak, Ahad (6/9).
Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data Dewan Masjid Indonesia (DMI) saat ini total jumlah masjid dan mushola di negeri ini lebih dari 800 ribu dan angka tersebut mencatatkan Indonesia memiliki masjid terbanyak di dunia. "Untuk di Kalbar sendiri ada sekitar 70 ribuan masjid dan mushala," kata dia.
Menurutnya, persoalan di lapangan saat ini yakni potensi masjid masih belum diperhatikan. Masjid sebagian masih menganggap hanya dijadikan sebagai sarana ibadah.
"Padahal dari sisi sejarah baik sejak zaman nabi Muhammad SAW, kemerdekaan RI dan bahkan hadirnya Kota Pontianak atau kesultanan nusantara tidak terlepas dari hadirnya masjid," kata dia.
Ia menilai saatnya masjid menjadi sumber peradaban dalam berbagai hal karena keberadaan masjid telah melahirkan lembaga amal, sosial atau aktivitas ekonomi yang mapan dan keberadaan masjid juga melahirkan sekolah atau perguruan tinggi yang berkualitas.
"Saat ini hanya sebagian kecil menjalankan perannya untuk berbagai hal. Sekarang universitas yang melahirkan masjid bukan sebaliknya. Untuk mewujudkan itu tentu perlu pemikiran dan pemahaman serta pengelolaan masjid dengan mencontoh yang sudah baik. Kita harus memaksimalkan peran masjid," kata dia.
Menurutnya melalui Masjid Enterprise pihaknya akan melakukan riset terhadap masjid-masjid di nusantara yang dikelola secara maju, seperti Masjid Kurir Langit di Barru, Sulsel, Masjid Jogokaryan di Yogyakarta.
Riset juga dilakukan pada masjid maju yang pernah hadir di masa lalu, seperti Masjid Demak yang melahirkan Negar Demak Bintoro, Masjid Kota Gede yang melahirkan Negara Mataram Islam, juga masjid-masjid lainnya yang melahirkan puluhan sentra-sentra industri peradaban di nusantara.
"Melalui lembaga ini, kita berharap kita dapat meramu program pendidikan yang efektif bagi pengurus masjid agar dapat mengelola masjidnya menjadi lebih baik dan lebih maju lagi,"kata dia.
Dalam waktu dekat pihaknya juga akan menggelar seminar nasional tentang Masjidbillionaire dan satu di antaranya pembicara yang akan hadirkan dalam seminar itu adalah KH.Luqmanulhakim "CEO" Masjid Kapal Munzalan.
"Secara harfiah Masjidbillionaire berarti masjid miliaran. Namun Masjidbillionaire yang kami maksud adalah sebuah masjid yang makmur dan berlimpah," jelas dia
Ia menambahkan masjid makmur berarti masjid yang dapat memenuhi kebutuhan jamaahnya, baik kebutuhan untuk menunaikan ibadah ritual, kebutuhan untuk mendapatkan asupan ilmu pengetahuan, serta mampu memberikan solusi yang konkret bagi masyarakat.
"Sementara masjid berlimpah, berarti masjid yang memiliki sumber daya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang muamalah seperti sosial, pendidikan dan ekonomi," katanya.
Di dunia ini setidaknya ada dua masjid yang makmur berlimpah, yaitu Masjidil Haram di Mekkah, dan Masjid Nabawi di Madinah. Kedua masjid itu sejatinya adalah masjidbilllionaire, masjid yang makmur-berlimpah, masjid yang kaya raya, masjid yang memiliki aset dan omzet amal sholeh bermiliar nilainya. Kedua masjid ini tak pernah berhenti memberikan manfaat bagi bermiliar umat manusia, setiap saat, sepanjang zaman.
Sebagai masjidbillionaire, kedua masjid itu telah menjadi sumber inspirasi bagi para pejuang peradaban manusia. Maka lahirlah masjid-masjid billionaire di dunia. Ribuan jumlahnya, lalu menjadi berjuta hingga saat ini.
Masjid Kapal Munzalan yang dipimpin oleh KH. Luqmanulhakim adalah satu dari berjuta masjid di dunia yang menjadikan dua masjidbillionaire itu sebagai sumber inspirasi utamanya.
Oleh pimpinan Masjid Kapal Munzalan KH. Luqmanulhakim, kedua gambar masjidbillionare itu dicetak besar-besar lalu ditempelkan di dinding paling depan ruangan Masjid Kapal Munzalan.
Selama delapan tahun, kedua gambar itu telah menjadi "slide" yang melatari aneka diskusi, kajian, tausiah, serta musyawarah para aktivis dakwah di Masjid Kapal Munzalan tersebut.
Maka lahirlah belasan lembaga dakwah dari masjid kecil yang berada di gang sempit ini termasuklah Gerakan Infaq Beras (GIB) yang saat ini mampu menjembatani kebutuhan pangan bagi tak kurang dari 180 ribu anak yatim dan santri penghafal Quran di Indonesia.
"Nah, InsyaAllah lewat seminar ini Masjid Enterprise akan menghadirkan Ustaz Luqmanulhkim. Kita akan belajar tentang strategi mengelola masjid agar bisa bertumbuh menjadi masjidbillionare, masjid yang makmur-berlimpah, masjid yang memiliki aset dan omset amal sholeh miliaran," kata dia.