REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas setuju dengan rencana Kementerian Agama (Kemenag) untuk mensertifikasi penceramah. Alasanya karena program tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi para dai.
"Kalau peningkatan kompetensi sih, bagus saja. Penceramah memang harus menguasai ilmu yang diceramahkan, tidak cuma pakai logika dan bicara ngawur," kata Gus Yaqut ketika dihubungi Republika, Senin (7/9).
Ia pun meminta agar hasil dan penilaian sertifikasi penceramah itu nantinya dibuka ke publik. Tujuannya sebagai acuan bagi publik dalam mengundang penceramah. "Agar publik juga bisa menilai penceramah mana yang layak diundang berceramah, mana yang tidak," ungkapnya.
Gus Yaqut mengaku tak setuju dengan pandangan sejumlah pihak yang menilai program ini bertujuan menjaring dai pro pemerintah. "Bangsa ini terlalu lama dikuasai prasangka buruk. Semua kebijakan selalu diprasangkai," ucapnya.
Kemenag tengah menggulirkan wacana program penceramah bersertifikat. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, Kamaruddin Amin, mengatakan, program itu memiliki dua tujuan. Pertama, untuk meningkatkan kompetensi agama para penceramah.
Kedua, untuk penguatan paham kebangsaan para penceramah. Sehingga seorang penceramah tak hanya menguasai ilmu agama, tapi juga memiliki wawasan kebangsaan.
Rencananya, program tersebut akan diikuti 8.200 orang mubaligh dalam tahun ini. Pelaksanaannya nanti, Kemenag akan bekerja sama dengan sejumlah lembaga, di antaranya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).