REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) meminta para dai untuk khutbah tentang wakaf agar literasi wakaf masyarakat meningkat. BWI prihatin karena indeks literasi wakaf masyarakat Indonesia hanya di angka 56 artinya rendah literasinya.
"Para dai itu kawan-kawan cobalah khutbah materi wakaf, para dai-dai kita jarang sekali cerita tentang perwakafan," kata Ketua BWI, Prof Mohammad Nuh kepada Republika saat berkunjung ke Kantor Harian Republika, Kamis (10/9).
Menurut Prof Nuh, rendahnya literasi wakaf karena dalam pelajaran agama Islam di sekolah dan kampus tidak ada pelajaran wakaf. Sehingga mereka tidak tahu wakaf karena belum diajarkan. Mereka hanya belajar zakat, infak dan sedekah.
Ia juga berharap ada pelajaran wakaf di sekolah dan kampus supaya semakin banyak yang memahami wakaf. Karena lima sampai sepuluh tahun kemudian generasi mudah ini akan menjadi orang-orang yang melakukan wakaf atau wakif.
"Karena itu kita punya program khusus yaitu wakaf goes to campus, oleh karena itu kita ajak anak-anak mahasiswa karena mereka sebentar lagi akan menjadi wakif," ujarnya.
Prof Nuh menerangkan pentingnya wakaf dan manfaatnya. Menurutnya wakaf adalah capital expenditure yakni investasi keumatan. Sementara zakat untuk operasional keumatan. Zakat dan wakaf semuanya penting karena biaya operasional harus tetap ada untuk menjalankan roda kumatan. Tapi umat juga harus punya investasi.
Manfaat wakaf ini salah satunya untuk memperkuat bangsa dan umat. Maka belanja capital expenditure harus diperkuat termasuk memperkuat model-model investasi dan lainnya. Sebagai contohnya Masjid Nabawi statusnya adalah wakaf.
Sementara itu, BWI tahun ini akan menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) di Hotel Sultan pada 14 September 2020. Dalam Rakornas tersebut BWI akan meluncurkan gerakan wakaf Indonesia untuk menguatkan literasi wakaf dan membangkitkan wakaf produktif.
"Ingin menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan wakaf dan ingin mengelola harta wakaf ini sebaik mungkin, sehingga hasilnya bisa dirasakan manfaat sebesar mungkin oleh mauquf 'alaih, kita ingin mendorong dan membangkitkan wakaf produktif dan kita ingin menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka 2045," jelasnya.